RIAUTERBIT.COM - Dalam beberapa waktu terakhir, istilah "cabe-cabean" sedang ramai dibicarakan. Istilah tersebut merujuk pada gadis berusia belia yang menjajakan dirinya. Sebenarnya fenomena ini bukan sesuatu yang baru. Menurut seksolog dan spesialis andrologi, Prof. Wimpie Pangkahila, remaja yang menjajakan seks sudah terjadi sejak lama.
Ia mengatakan, sejak tahun 1981, penelitian menunjukkan adanya perubahan pada perilaku seksual remaja. Seks tidak lagi dianggap sebagai hal yang sakral, tetapi semua orang, termasuk remaja, bisa melakukannya.
"Sikap masyarakat yang permisif mungkin menjadi dasar dari perubahan perilaku seksual tersebut. Masyarakat pasti tahu ada perubahan perilaku seks di sekitarnya, namun tidak benar-benar ingin melenyapkannya," ujar Wimpie saat dihubungi Kompas Health pada 2014 lalu.
Perubahan perilaku seks, menurutnya, dipicu oleh pergeseran budaya sosial yang terjadi di masyarakat itu sendiri. Sehingga tidak heran jika anak remaja perempuan pun memiliki keberanian untuk menjajakan seks.
Wimpie menjelaskan, pada dasarnya manusia adalah makhluk seksual sehingga tiap orang memiliki kebutuhan secara seksual. Namun, manusia juga memiliki budaya yang menjaga mereka untuk tidak bebas melakukan aktivitas seksual.
Misalnya, dulu perempuan harus lebih menjaga kehormatannya, tidak boleh memiliki banyak pasangan, dan sebagainya. Namun seiring berubahnya budaya, nilai ini mulai tergerus dan terjadilah perubahan perilaku seksual.
Bukan kelainan otak
Wimpie mengatakan, meskipun terjadi perubahan perilaku seksual, namun bukan berarti terjadi kelainan otak pada remaja "cabe-cabean". Bagian otak yang mengatur soal seks ataupun hormon seksual masih normal dan tidak terjadi kelainan.
"Jika terjadi kelainan, maka gejalanya berbeda lagi. Ini otak, hormon, fungsi biologis seharusnya normal, hanya perilaku seksualnya saja yang mengalami perubahan," tegas Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Udayana ini.
Menurutnya, baik remaja perempuan, laki-laki, maupun pelanggannya mungkin tidak mengalami kelainan otak terkait seks. "Ini hanya urusan perubahan perilaku seksual karena pergeseran budaya sosial," pungkasnya.(*)
Fenomena "Cabe-cabean" dan Perubahan Perilaku Seks Remaja
Kantor Redaksi
Sabtu, 08 April 2017 - 23:55:39 WIB
Pilihan Redaksi
IndexDOB Kabupaten Pekanbaru Barat, Khairul Azwar : solusi pemerataan pembangunan
HUT ke-77, PWI Riau Target 77 Kantong Darah Wartawan
Personel Pos Kout Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 132/BS Karya Bakti di Desa Pulau Gadang
KNPI Riau Solid Bersama IPK, Sukseskan Kongres ke-XVI di Jakarta
Tulis Komentar
IndexBerita Lainnya
Index Wisata
Keakraban Omputaka FC Dengan Persires Old Star Inhu Usai Bertanding Sepakbola Menjelang Tour Sumbar
Ahad, 07 Agustus 2022 - 23:08:52 Wib Wisata
KNPI Kampar usulkan ke dinas pariwisata agar menempatkan tenaga honorer di istana Kerajaan Kampa
Kamis, 14 April 2022 - 16:22:29 Wib Wisata
Ketua Umum Sahabat Polisi Indonesia (SPI), Fonda Tangguh, melantik DPW Riau
Kamis, 31 Maret 2022 - 22:08:50 Wib Wisata
Subayang Festival Dihadiri Gubri, Repol Harap Perhatian Lebih Untuk Desa di Kawasan Rimbang Baling
Ahad, 15 November 2020 - 21:36:11 Wib Wisata