Subayang Festival Dihadiri Gubri, Repol Harap Perhatian Lebih Untuk Desa di Kawasan Rimbang Baling

Subayang Festival Dihadiri Gubri, Repol Harap Perhatian Lebih Untuk Desa di Kawasan Rimbang Baling
Repol saat berbincang dengan Gubernur Riau, Syamsuar.

BANGKINANG - Desa Tanjung Beringin, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar gelar Subayang Festival dan propesi adat sema rantau sema nangoghi, Ahad (15/11/2020).

Acara ini dihadiri Gubernur Riau Syamsuar, Sekda Riau, Kapolda Riau, Kadispar Riau, Kepala BKSDA Riau, anggota DPD RI Misharti, Raja Kerajaan Gunung Sahilan, Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto, Kapolres Kampar, Camat Serantau Kampar Kiri dan sejumlah kepala OPD di lingkungan Pemkab Kampar.

Di acara ini banyak propesi-propesi yang dilakukan, mulai dari menghanyutkan kepala kerbau hingga berziarah ke makam Datuk Darah Putih dan Datuk Pagar sebagai orang tertua adat di kerajaan, dan propesi lainnya.

Setelah melakukan beberapa propesi yang diikuti pejabat Riau dan Kampar ini, acara pun dilanjutkan di lapangan bola kaki Desa Tanjung Beringin. Di sini, tarian daerah pun ditampilkan sekaligus makan bersama dengan masakan khas desa setempat. 

Di hadapan Gubernur Riau, Repol diminta panitia menyampaikan kata sambutan sebagai tokoh masyarakat Serantau Kampar Kiri.

Dalam kata sambutannya, Repol menjelaskan bahwa acara festival dan propesi adat tersebut telah digelar sejak 2016 lalu. Dan tujuan acara festival ini dalam rangka mengangkat tradisi agar dikenal masyarakat luar. Ia juga mengapresiasi acara ini terus berlanjut hingga kini. 

"Pertama saya sampaikan terimakasih kepada panitia atas keaktifan, peran dan kekompakan Desa Tanjung Beringin yang luar biasa. Semoga kekompakan ini terus berlanjut," ujarnya.

Pada kesempatan ini, Repol yang juga wakil ketua DPRD Kampar berharap kepada Pemerintah Provinsi Riau memberikan perhatian lebih terhadap desa-desa terisolir di Kabupaten Kampar, khususnya di desa yang ada di Serantau Kampar Kiri.

"Kami berharap Pemprov Riau memberikan perhatian lebih terhadap desa terisolir, seperti desa yang ada di kawasan rimbang baling. Karena desa-desa di kawasan rimbang baling ini kita ketahui bersama adalah desa terisolir, sulit untuk dijangkau," ujarnya.

Repol yang juga ketua DPD II Golkar Kampar ini, mengaku akses ekonomi masyarakat setempat menjadi semakin sulit sejak ditetapkan rimbang baling sebagai taman nasional.

"Terlebih, dengan ditetapkannya rimbang baling sebagai taman nasional. Akses masyarakat di desa kawasan rimbang baling ini semakin sulit. Untuk itu, sekali lagi kami berharap perhatian lebih Pemprov Riau terhadap desa-desa di kawasan Rimbang Baling ini," ulasnya.(Sy)

Berita Lainnya

Index