ERBIL -- Pemerintah Iran menutup sebuah surat kabar pada Senin (10/8) lalu. Surat kabar itu ditutup satu hari setelah menerbitkan laporan yang mempertanyakan jumlah resmi kasus Covid-19. Laporan tersebut mengutip seorang ahli kesehatan masyarakat yang menyebut Iran secara besar-besaran tidak melaporkan kasus Covid-19 dan angka kematiannya.
Surat kabar itu ialah Jahane San'at, yang mulai beroperasi pada 2004 dengan fokus pada berita seputar bisnis. Pada Ahad (9/8) lalu, media tersebut dalam laporannya mengutip Mohammed Reza Mahboobfar, seorang ahli epidemiologi yang dalam laporan itu disebutkan bekerja untuk gugus tugas anti-virus corona pemerintah.
Mahboobfar mengatakan jumlah kasus sebenarnya mungkin dua puluh kali lebih tinggi daripada angka yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan Iran. Dia berpendapat ada lebih dari 330 ribu kasus infeksi virus corona dan hampir 19 ribu kematian.
Dia menyebut pihak berwenang pertama kali mendeteksi virus itu sebulan sebelum pengumuman resmi pada pertengahan Februari. Namun pemerintah Iran menundanya sampai setelah peringatan ulang tahun Revolusi Islam 1979 dan pemilihan parlemen selesai dilaksanakan.
"Pemerintah merahasiakan (data kasus dan kematian akibat Covid-19) karena alasan politik dan keamanan. (Dan hanya memberikan) statistik yang direkayasa kepada publik," kata dia dilansir di Kurdistan 24, Rabu (12/8).
Kantor berita IRNA yang dikelola pemerintah kemudian mengutip juru bicara Kementerian Kesehatan Iran, Sima Sadat Lari, yang mengatakan bahwa pernyataan Mahboobfar tidak benar. Dia menegaskan Mahboobfar bukan bagian dari gugus tugas anti-virus corona pemerintah dan menyatakan sudah transparan dalam menyampaikan jumlah kasus Covid-19.
Sadat juga menyampaikan pelaporan resmi terkait kasus virus corona Iran telah diteliti oleh para ahli. Namun memang banyak pengamat sering menuduh mereka menutup-nutupi jumlah sebenarnya.
Dalam pernyataan yang mengejutkan publik Iran pada pertengahan Juli lalu, Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan jumlah kasus virus corona 100 kali lebih besar dari statistik resmi Iran, yaitu sekitar 25 juta. Tetapi dia mengklaim angka kematian akibat Covid-19 yang diumumkan itu akurat.
Kementerian Kesehatan Iran kemudian mengklarifikasi pernyataan Rouhani dan menyebutkan bahwa perkiraan tersebut didasarkan pada penelitian yang dilakukan pada Maret lalu terhadap hampir 10 ribu sampel individu di sekitar setengah provinsi Iran.
Iran masih menghadapi wabah paling mematikan di Timur Tengah. Teheran juga telah berulang kali mendapat kecaman karena lemahnya tindakan pembatasan yang komprehensif, di mana ini menjadi langkah yang telah diterapkan oleh negara-negara di seluruh dunia untuk memerangi penyebaran Covid-19.(rep)
Iran Tutup Surat Kabar yang Ragukan Angka Kasus Covid-19
Kantor Redaksi
Rabu, 12 Agustus 2020 - 13:01:45 WIB
Pilihan Redaksi
IndexDOB Kabupaten Pekanbaru Barat, Khairul Azwar : solusi pemerataan pembangunan
HUT ke-77, PWI Riau Target 77 Kantong Darah Wartawan
Personel Pos Kout Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 132/BS Karya Bakti di Desa Pulau Gadang
KNPI Riau Solid Bersama IPK, Sukseskan Kongres ke-XVI di Jakarta
Tulis Komentar
IndexBerita Lainnya
Index Internasional
Mulai Digagas Pembelajaran Al-Quran Secara Virtual
Senin, 03 Oktober 2022 - 12:41:13 Wib Internasional
Masyarakat Mengatasnamakan LID Berikan Dukungan Terhadap Catur SS Terus Pimpin Kampar Lebih Baik
Rabu, 02 Februari 2022 - 18:17:27 Wib Internasional
Kalah Dari Telaga Nirwana NTT, Sungai Kopu Desa Tanjung Juara 2 se-Indonesia Kategori Wisata Air
Rabu, 01 Desember 2021 - 11:20:56 Wib Internasional
Hendri Dunan Buka Secara Resmi Pelatihan Peningkatan Kapasitas Terhadap 32 Pelaku Koperasi dan UMK
Rabu, 01 September 2021 - 15:14:18 Wib Internasional