ISTANBUL -- Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan, kecaman asing atas rencana perubahan status Hagia Sophia dari museum menjadi masjid merupakan serangan terhadap kedaulatan Turki. Berbicara pada upacara peletakan batu petama masjid di Istanbul, Ahad, Erdogan mengatakan, Turki akan selalu melindungi hak-hak Muslim dan minoritas yang tinggal di negara itu.
Erdogan mengatakan, terdapat 435 gereja dan sinagog di Turki yang digunakan bagi umat Kristen dan Yahudi untuk beribadah. Selama bertahun-tahun, Erdogan telah berulang kali menyarankan mengubah situs warisan dunia UNESCO menjadi masjid lagi.
Pengadilan Turki pada Kamis (2/6) lalu memutuskan untuk menunda keputusan mengubah status Hagia Sophia. Dewan Negara Turki akan membuat keputusan dalam 15 hari setelah sidang.
Sebelumnya, pejabat senior Gereja Orotodoks Rusia tidak terima bahwa status Hagia Sophia sebagai museum akan diubah menjadi masjid. Ketua Departemen Hubungan Eksternal Partriarkat Moskow, Metropolitan Hilarion mengatakan, Gereja Ortodoks Rusia tidak memahami alasan pemerintah Turki mengubah Hagia Sophia menjadi masjid.
Hilarion meyakini, rencana perubahan status Hagia Sophia menjadi masjid memiliki latar belakang politik. Dia menyebut, tindakan pemerintah Turki merupakan tindak pelanggaran terhadap kebebasan beragama.
"Kita hidup di dunia multipolar, kita hidup di dunia multi-pengakuan, dan kita perlu menghormati perasaan orang percaya. Kami percaya bahwa dalam kondisi saat ini tindakan ini merupakan pelanggaran terhadap kebebasan beragama yang tidak dapat diterima," ujar Hilarion, dilansir Aljazirah.
Patriark Ekumenis Bartholomew yang berbasis di Istanbul dan pemimpin spiritual sekitar 300 juta orang Kristen Ortodoks di seluruh dunia mengatakan, mengubah Hagia Sophia menjadi masjid akan mengecewakan umat Kristen. Perubahan tersebut juga akan memecah Timur dan Barat.
Hagia Sophia awalnya dibangun sebagai katedral Bizantium pada tahun 537, diubah menjadi masjid setelah penaklukan Ottoman di Istanbul pada 29 Mei 1453. Kemudian Hagia Sophia menjadi museum pada 1935 di bawah kepresidenan Mustafa Kemal Ataturk.(rep)
Ditekan Banyak Pihak, Erdogan: Hagia Sophia Kedaulatan Turki
Kantor Redaksi
Senin, 06 Juli 2020 - 09:03:07 WIB
Pilihan Redaksi
IndexDOB Kabupaten Pekanbaru Barat, Khairul Azwar : solusi pemerataan pembangunan
HUT ke-77, PWI Riau Target 77 Kantong Darah Wartawan
Personel Pos Kout Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 132/BS Karya Bakti di Desa Pulau Gadang
KNPI Riau Solid Bersama IPK, Sukseskan Kongres ke-XVI di Jakarta
Tulis Komentar
IndexBerita Lainnya
Index Internasional
Mulai Digagas Pembelajaran Al-Quran Secara Virtual
Senin, 03 Oktober 2022 - 12:41:13 Wib Internasional
Masyarakat Mengatasnamakan LID Berikan Dukungan Terhadap Catur SS Terus Pimpin Kampar Lebih Baik
Rabu, 02 Februari 2022 - 18:17:27 Wib Internasional
Kalah Dari Telaga Nirwana NTT, Sungai Kopu Desa Tanjung Juara 2 se-Indonesia Kategori Wisata Air
Rabu, 01 Desember 2021 - 11:20:56 Wib Internasional
Hendri Dunan Buka Secara Resmi Pelatihan Peningkatan Kapasitas Terhadap 32 Pelaku Koperasi dan UMK
Rabu, 01 September 2021 - 15:14:18 Wib Internasional