Pengidap HIV di Pelalawan Lebih Tinggi Persentasenya Pelajar Dibanding PNS

Pengidap HIV di Pelalawan Lebih Tinggi Persentasenya Pelajar Dibanding PNS
Persentase pengidap HIV dikalangan pelajar lebih tinggi dibanding PNS.

RIAUTERBIT.COM - Rilis grafik penemuan HIV berdasarkan jenis pekerjaan di tahun 2009-2015 oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan di daerah ini menempatkan beberapa persentase golongan kerja yang mengidap penyakit tersebut ternyata persentase pengidap HIV dikalangan pelajar lebih tinggi dibanding PNS.

"Pelajar atau belum sekolah sebesar 7 persen, PNS 2 persen," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan melalui Kepala Bidang (P2PL) , Drs. Khairul, Apt, Kamis.

Untuk profesi lain seperti petani/nelayan sebanyak 7 persen, pekerja swasta 5 persen, sopir 5 persen, karyawan 17 persen, wiraswasta 11 persen, Ibu Rumah Tangga (IRT) 16 persen dan tidak bekerja 3 persen.

Namun demikian menurutnya angka tertinggi terjadi di kalangan penjaja seks.

"Kelompok beresiko tetap paling tinggi dibanding dengan kelompok lain yaitu sebesar 22 persen," katanya.

Kelompok beresiko yang dimaksud disebut juga dengan populasi kunci (Poci). Dalam hal ini selain penjaja seks adalah komunitas yang rentan akan tertular HIV seperti pecandu narkoba dan pelaku seks bebas.

Selain kelompok beresiko yang sering didengar ada faktor resiko lainnya yang harus diwaspadai mengenai penularan penyakit ini.

"Seperti membuat tato, tindik,pisau cukur, facial, akupuntur, dan pedicure atau medicure,"terangnya.

Ia menjelaskan tato menjadi faktor resiko karena menulis/menggambar kulit dengan jarum bertinta, tindik juga demikian melubangi bagian tubuh untuk perhiasan, kemudian pisau cukur dan facial, akupuntur merupakan terapi tusuk jarum serta pedficure/medicure yang semuanya itu merupakan aktivitas yang memungkinkan terjadinya luka atau terjadi pertukaran cairan tubuh,yaitu darah.

Ia melanjutkan karena data dimiliki oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan menunjukan pengidap HIV selalu meningkat setiap tahun persentase ini juga akan dapat berubah tiap tahun.

"Karena HIV/AIDS adalah penyakit kronik prosesnya juga sangat lama, penyakit ini sudah dapat diobati namun belum bisa disembuhkan,"jelasnya. (ant)
 

Berita Lainnya

Index