Sholat Witir, Sebaiknya Sebelum atau Setelah Tidur?

Sholat Witir, Sebaiknya Sebelum atau Setelah Tidur?
ilustrasi internet

RIAUTERBIT.COM -- Sholat witir adalah sholat sunnah dengan jumlah rakaat ganjil. Dilaksanakan sebagai penutup sholat, sholat witir biasanya dikerjakan seusai sholat tahajud atau sholat tarawih.

"Dalam riwayat Muslim disebutkan: "Barang siapa mengerjakan sholat pada malam hari maka hendaklah dia menjadikan sholat terakhirnya sebagai witir (sebelum subuh) karena sesungguhnya Rasulullah SAW telah memerintahkan hal tersebut", tulis Said bin 'Ali bin Wahf al-Qahtjani dalam Ensiklopedia Shalat menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah (2006, hlm. 450).

Sebagaimana diketahui, sebelum subuh itu adalah rentang waktu yang cukup panjang. Rentang waktu itu biasanya juga digunakan untuk istirahat tidur. Lantas, sholat witir sebaiknya dilaksanakan sebelum atau sesudah tidur?

Keutamaan di antara keduanya itu disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Ibn Khuzaimah sebagaimana dikutip Sallamah Muhammad Abu Al-Kamal dalam Mukjizat Shalat Malam - Meraih Spiritualitas Rasulullah (2002, hlm. 76).

Hadits itu berbunyi: A'isyah r.a berkata, "Rasulullah SAW bertanya kepada Abu Bakar, 'Kapan kamu shalat witir?' Abu Bakar menjawab, 'Sebelum tidur.'"

Beliau bertanya kepada Umar, 'Kapan kamu shalat witir?' Umar menjawab, 'Saya tidur dulu lalu shalat witir.

Kemudian beliau berkata kepada Abu Bakar, 'Kamu telah mengambil sesuatu yang teguh.' Sementara itu, kepada Umar, beliau berkata, 'Kamu telah mengambil kekuatan.'

Hadits di atas menunjukkan pelaksanaan setelah tidur atau sebelum tidur memiliki keistimewaannya masing-masing. Namun, jika merujuk ke hadits lain, bakal ditemukan shalat witir sebelum tidur lebih diutamakan.

Salah satunya hadis yang diriwayatkan Ahmad dan Ibn Khuzaimah sebagaimana dikutip Sallamah (hlm. 77). Hadits itu berbunyi: "Abu Dzar berkata, 'Kekasihku (Rasulullah SAW) pernah berpesan kepadaku tentang tiga hal yang tidak akan aku tinggalkan untuk selamanya, insya Allah, yaitu shalat fajar, shalat witir sebelum tidur, dan puasa tiga hari pada setiap bulan.'"

Sedangkan Imam Al-Nawawi dalam Kitab Syarah Muslim, menjelaskan perbedaan keduanya hanyalah soal kesanggupan seorang Muslim melaksanakannya. Lebih tepatnya, apakah ia bisa memastikan diri untuk bangun dari tidur guna melaksanakan shalat witir atau tidak.

"Hal ini merupakan dalil mengakhirkan shalat witir hingga akhir malam lebih utama bagi orang yang yakin bisa bangun pada akhir malam (menjelang subuh). Sementara itu, bagi orang yang tidak yakin bisa bangun pada akhir malam, mengerjakan witir lebih awal adalah lebih utama. Inilah pendapat yang tepat. Hadits-hadits sahih yang lain juga menunjukkan perincian seperti ini," kata Al-Nawawi dikutip Sallamah (hlm.77).(rep)_

Berita Lainnya

Index