Jajaran Direksi Bank Riau Kepri Diminta Untuk Merevisi Rencana Bisnis 2017

Jajaran Direksi Bank Riau Kepri Diminta Untuk Merevisi Rencana Bisnis 2017
Menara Bank Riau Kepri

RIAUTERBIT.COM - Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Riau meminta jajaran direksi Bank Riau Kepri (BRK) dan pemegang saham kabupaten/kota untuk merevisi rencana bisnis bank tersebut untuk 2017 menyesuaikan dengan kondisi pertumbuhan ekonomi terkini.

"Kami melihat BRK perlu melakukan revisi RBB-nya karena masih mengacu pada laporan November," kata Kepala OJK Riau M Nurdin Subandi, setelah rapat rencana bisnis PT BPD Riau-Kepri 2017-2019, di Pekanbaru, Sabtu.

Nurdin mengemukakan, tujuan BRK melakukan revisi itu untuk memperbaiki laporan capaian target 2016 oleh bank milik daerah tersebut serta strategi yang akan dilakukan untuk 2017.

"Kami tadi sudah melihat laporan November BRK, masih ada yang perlu direvisi, sehingga kami menganjurkannya," ujar Nurdin pula.

Menurutnya, diminta atau tidak diminta bank bisa mengajukan revisi ketika dalam pelaporan ada evaluasi. BRK disarankan OJK untuk melakukan revisi itu.

Dia mencontohkan salah satu bentuk revisi yang harus dilakukan BRK terkait rencana penyaluran kredit 2017 harus mengacu kepada standar yang sudah ditetapkan yakni antara 9-12 persen.

"BRK kami coba dorong untuk berada pada kisaran standar yang ditetapkan," ujar Nurdin lagi.

Menurutnya, masih ada lagi revisi yang harus dilakukan BRK yang juga memiliki kesempatan sesuai ketentuan waktunya hingga Juni.

"Kami juga minta BRK memperbaiki target tahun ini sesuai realisasi pertumbuhan Desember 2016," kata Nurdin lagi.

Tujuan pelaporan rencana bisnis itu, katanya lagi, agar mengetahui target yang akan dicapai pada masa kerja 2017, bagaimana cara mencapainya serta apa strategi yang akan dilakukan bank untuk mewujudkan itu.

Nurdin juga menilai dalam penentuan rencana bisnis BRK juga harus mengacu kepada realisasi capaian yang sudah dilakukan tahun lalu.

"Makanya revisi ini akan menjadi dasar penghitungan pertumbuhan pada 2017," ujarnya lagi.

Menurutnya, sejauh ini ada capaian yang sudah bagus bahkan melebihi 100 persen. Namun masih ada yang tidak terpenuhi, seperti untuk penyaluran kredit yang masih belum maksimal.

"Pertumbuhan kredit BRK masih sekitar 95-98 belum maksimal, tetapi ada bidang lain yang lebih 100 persen," katanya lagi.

Direktur Utama Bank Riau Kepri Irvandi Gustari mengatakan perbankan secara umum mengalami tekanan pada era perekonomian saat ini.  

"Kami melihat 2017 tantangannya cukup dinamis, mengingat kondisi ekonomi belum stabil dan Riau dikondisikan tumbuh 2,2 hingga 2,9 persen tahun ini," ujar Irvandi lagi.

BRK melihat kondisi itu menantang, apalagi pertumbuhan ekonomi masih belum stabil, sementara mereka dituntut tumbuh stabil seperti kondisi ekonomi biasa.

"BRK diharapkan oleh pemegang saham sebagai bagian dari perolehan PAD di daerahnya," ujarnya lagi.

Menurutnya, BRK ke depan dalam mewujudkan RBB akan bekerja keras, sehingga perlu penguatan modal, SDM, dan skala usaha.

Ia menyebutkan, semula dana pemda yang ditempatkan di BRK utuh saat awal tahun dengan perbandingan 82 persen dan 18 persen. Namun kini terbalik hanya tinggal 18 persen milik daerah, itu pun hanya bertahan beberapa hari untuk digunakan pembayaran gaji pegawai.

"Kami harus mampu hidup mandiri tanpa dana pemda, melakukan perubahan pola pikir dan penguatan skala usaha, modal dan SDM," ujarnya lagi.

Dia membenarkan, BRK telah diminta oleh OJK untuk lebih mematangkan RBB-nya sesuai masukan pihak pengawas dan realisasi Desember, sehingga lebih tepat target.

Menurutnya, dana pihak ketiga yang dimiliki BRK hingga Setptember 2016 mencapai Rp16 triliun dengan total kredit Rp15 triliun.

"Kami masih diberi kesempatan oleh OJK untuk merevisi RBB berdasarkan realisasi dan capaian Desember 2016," katanya lagi. (ant)

Berita Lainnya

Index