Workshop Tech-Savvy-Academy

Memperoleh pasif income dari monetisasi karya dan jasa

Memperoleh pasif income dari monetisasi karya dan jasa
Workshop Tech-Savvy-Academy

Pekanbaru--Mengikuti jejak sukses startup luar negeri khususnya di Amerika, Eropa dan India; Shifthink melalui Gerakan Indonesia Pintar Digital mendirikan Tech-Savvy Academy, yang memanfaatkan perkembangan teknologi digital untuk mengedukasi masyarakat Indonesia usia produktif dan pelaku usaha khususnya UMKM. 

Setelah lama dinanti-nanti akhirnya Tech-Savvy Academy dimulai dengan mengadakan workshop di tanggal 23 April 2022. Workshop ini, seperti yang dijelaskan kepada kami, akan diadakan secara daring. Namun uniknya, workshop ini menggunakan platform yang berbeda dari kebanyakan yang biasanya dikenal  dan digunakan oleh masyarakat Indonesia. Hal ini tentu akan memberikan pengalaman baru bagi pesertanya. 

Selain berbeda di platform, kami juga punya banyak perbedaan dengan kegiatan serupa yang dilakukan oleh pihak lain, baik pemerintah maupun swasta." Ungkap Setiawan, yang dipercaya mengelola kegiatan workshop ini.

Workshop yang kami hadirkan adalah tentang skill praktis yang bisa langsung diterapkan menghasilkan cuan, istilah anak sekarang, dan akan diajarkan sampai bisa sesuai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Workshop ini berbasis latihan dan kompetisi sehingga kompetensi peserta akan tampak langsung dari hasil latihan langsung yang menjadi karyanya dan sekaligus dikompetisikan sesama peserta.

"Yang terbaik akan mendapatkan reward dari kita. Inilah THR yang dimaksud dalam tema workshop ini." Lanjut Setiawan yang juga menjadi pengajar di workshop ini.

Menurut Setiawan, bagi yang tidak beruntung mendapat "THR", masih berkesempatan mendapatkan Cuan dari hasil karya latihannya nanti. Bahkan bagi semua peserta akan berkesempatan memperoleh pasif income dari monetisasi karya dan jasa yang ditawarkannya melalui platform yang diakomodasi oleh Shifthink. 

Bahan yang dibutuhkan bagi pembelajaran inipun disediakan gratis. Baik pra workshop, saat workshop dan pasca workshop ini berlangsung. Sederet bonus produk digital semacam e-book, tools, template dan lain-lain juga akan dihadirkan bagi peserta workshop.

Bagaimana, banyak bedanya kan? Lebih banyak keuntungan dan manfaatnya. Banyak benefitnya. Jadi, bagi teman-teman yang masih sekolah atau kuliahan, apalagi yang sudah masuk usia yang harusnya sudah berpenghasilan, yang mau nambah-nambah penghasilan dan pelaku usaha khususnya UMKM, wajib ikut mendaftar.

"Mumpung gratis dan dapatnya banyak. Biasakan, puasa banyak yang mager, apalagi memang dasar hobinya suka baringan. Cocokkan, sambil baringan tetap bisa belajar dan walau sambil baringan bisa dapat cuan. Seperti yang saya lakoni selama ini dengan modal smartphone doang. Hehe." Lanjut Setiawan pula meyakinkan.

Memang benar, di luar negeri banyak yang sukses melebarkan sayap usahanya dengan mendirikan pusat edukasi bagi masyarakat khusunya usia produktif dan pelaku UMKM. Ambil contoh saja di India. Startup Zoho asal India yang terkenal di dunia saat ini, mulai cepat pertumbuhannya sejak mendirikan Zoho university.

Mereka mengakomodasi anak-anak muda disana yang kurang beruntung atau dhuafa, untuk diberi edukasi tentang skill-skill yang dibutuhkan saat ini untuk merubah hidup mereka. 

Saat ini Zoho setara dengan startup-startup yang berstatus unicorn, namun bedanya Zoho sampai di posisi tersebut tanpa pendanaan dari investor, walaupun sempat banyak dapat tawaran dari para investor.

Zoho besar dengan kolaborasi talenta-talenta terbaik yang diedukasi, diakomodasi dan ditriggernya untuk menghadirkan solusi bagi pelaku usaha khususnya UMKM. Value seperti ini pulalah yang ingin dihadirkan Shifthink di Indonesia. (Rls) 

Berita Lainnya

Index