Jakarta – Tradisi pantun kembali menjadi sorotan nasional dalam Festival Pantun Nusantara 2024 yang digelar di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, pada 21-23 November 2024. Salah satu penampil yang mencuri perhatian adalah Muhammad Sarbaini, akrab disapa Rahmat Pantun, Ketua Lembaga Tepak Sirih Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau.
Rahmat hadir bersama tiga rekannya dari Riau, diundang oleh Perkumpulan Rumah Seni Asnur. Ia tampil memukau pada malam puncak festival dengan pertunjukan drama pantun karmina yang membawakan kisah tradisional Melayu.
“Kami merasa bangga dapat mewakili Riau dan Kabupaten Rokan Hilir di acara besar ini. Ini adalah momen untuk melestarikan dan memperkenalkan tradisi pantun ke tingkat yang lebih luas,” kata Rahmat Pantun kepada wartawan.
Bupati Rokan Hilir Apresiasi. Keberhasilan Rahmat Pantun juga mendapat apresiasi dari Bupati Rokan Hilir, Afrizal Sintong. Ia mengaku bangga atas prestasi seniman asal Tanah Putih Tanjung Melawan itu yang telah mengharumkan nama daerah di kancah nasional.
“Saya sangat bangga dengan Rahmat Pantun. Ia tidak hanya melestarikan budaya kita, tetapi juga menunjukkan bahwa Rokan Hilir memiliki potensi seni yang luar biasa. Semoga ke depan akan lahir lebih banyak seniman asal Rokan Hilir yang membawa nama baik daerah di tingkat nasional maupun internasional,” ujar Afrizal Sintong.
Tradisi Pantun yang Mendunia
Festival ini merupakan bagian dari upaya melestarikan pantun, yang telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO. Digagas oleh Perkumpulan Rumah Seni Asnur di bawah pimpinan penyair Azrizal Nur, acara ini diikuti oleh seniman pantun dari seluruh Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Rangkaian festival dimulai dengan pawai budaya yang diikuti peserta dalam balutan busana tradisional. Hari kedua diisi dengan wisata budaya keliling TMII dan seminar nasional tentang pantun. Pada malam terakhir, peserta menampilkan pentas seni berbalas pantun yang menjadi puncak acara.
“Pantun bukan hanya tradisi Melayu, tetapi juga identitas budaya Asia Tenggara. Kami diundang untuk memperkuat nilai itu melalui penampilan yang kreatif dan berakar pada tradisi,” ujar Rahmat.
Memperkenalkan Pantun kepada Generasi Muda. Dalam salah satu sesi seminar, peserta diajak berdiskusi tentang tantangan melestarikan pantun di era modern. Menurut Rahmat, tantangan terbesar adalah memperkenalkan pantun kepada generasi muda yang lebih akrab dengan media digital.
“Kita perlu menghadirkan pantun dalam format yang relevan, seperti melalui media sosial atau platform digital lainnya. Dengan begitu, tradisi ini tetap hidup dan dicintai,” katanya.
Pentas Pantun yang Menginspirasi
Penampilan Rahmat Pantun bersama timnya pada malam puncak menjadi salah satu yang paling diapresiasi. Dengan alur cerita yang dikemas dalam bentuk drama pantun, mereka berhasil menyampaikan pesan moral sekaligus hiburan kepada penonton.
“Kami berusaha menampilkan keindahan dan kedalaman pantun Melayu. Alhamdulillah, respons penonton sangat baik,” kata Rahmat.
Harapan dari Festival
Rahmat berharap Festival Pantun Nusantara dapat menjadi agenda tahunan yang konsisten. Ia juga berpesan kepada pemerintah daerah agar memberikan dukungan lebih besar kepada para seniman lokal yang ingin membawa seni tradisi ke tingkat nasional dan internasional.
“Acara ini menunjukkan bahwa pantun masih sangat relevan. Kita harus terus melestarikannya agar tidak hilang dimakan zaman,” ujarnya.
Bupati Afrizal Sintong juga menyampaikan harapan serupa. “Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir akan terus mendukung seniman-seniman lokal. Semoga apa yang dilakukan Rahmat Pantun menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk mencintai dan melestarikan budaya kita,” tutup Afrizal.
Festival Pantun Nusantara 2024 tidak hanya menjadi ajang seni, tetapi juga ruang kolaborasi budaya yang mempertemukan seniman dari berbagai daerah. Tradisi pantun, dengan segala keindahannya, terbukti mampu menyatukan berbagai elemen budaya sekaligus menjadi warisan yang layak dibanggakan.