Pekanbaru – Pelantikan Raja Jaya Dinata sebagai anggota DPRD Riau melalui mekanisme Pergantian Antar Waktu (PAW) pada Senin (23/12/2024) meninggalkan kesedihan yang mendalam bagi masyarakat Rantau Kampar Kiri. Di Gedung DPRD Riau, Raja resmi menggantikan posisi Repol yang mundur dari jabatannya untuk maju dalam Pilkada Kampar 2024. Namun, keputusan tersebut membuat masyarakat merasa perjuangan mereka mendukung Repol di DPRD sia-sia.
Sebagai informasi, Repol maju dalam Pilkada Kampar 2024 berpasangan dengan Ardo, seorang politisi muda yang memiliki pengalaman sebagai mantan anggota DPRD Kampar. Pasangan ini diusung oleh koalisi Partai Golkar dan beberapa partai pendukung lainnya. Repol dan Ardo mengusung visi "Kampar Juara" dengan fokus pada pembangunan infrastruktur, peningkatan kesejahteraan petani, serta penguatan layanan pendidikan dan kesehatan di Kampar.
Namun, dalam pemungutan suara Pilkada, pasangan Repol-Ardo hanya mampu meraih posisi ketiga, kalah dari pasangan Ahmad Yuzar-Misharti yang unggul dengan perolehan suara terbanyak. Kekalahan ini tidak hanya menggagalkan ambisi Repol untuk memimpin Kampar, tetapi juga mengakhiri harapannya untuk melanjutkan perjuangan aspirasi masyarakat di DPRD Riau.
Kandasnya Harapan Anak Rantau Kampar Kiri. Kekecewaan masyarakat Rantau Kampar Kiri semakin mendalam karena sudah berpuluh tahun belum ada anak dari daerah tersebut yang duduk di DPRD Riau. Kehadiran Repol sebelumnya di kursi legislatif provinsi membawa harapan besar bahwa aspirasi mereka akan diperjuangkan.
“Repol adalah simbol perjuangan kami. Setelah sekian lama tak ada anak Rantau Kampar Kiri di DPRD Riau, harapan besar kami ada padanya. Kini semua itu kandas. Apa boleh buat, nasi sudah jadi bubur,” ujar salah seorang tokoh masyarakat yang tidak ingin disebutkan namanya.
Dua Sosok Taat Agama. Meski berasal dari latar belakang agama yang berbeda, baik Repol maupun Raja Jaya Dinata dikenal sebagai sosok yang taat kepada keyakinan masing-masing. Repol merupakan seorang ustaz sekaligus sarjana agama yang merupakan alumni Universitas Islam Negeri (UIN) Suska Riau. Sebagai tokoh agama, ia sering memberikan ceramah dan bimbingan kepada masyarakat di Kampar, terutama di Rantau Kampar Kiri.
Sementara itu, Raja Jaya Dinata adalah seorang penganut Kristen Protestan yang taat, warisan dari keluarganya. Ayahnya, Ramos Sianturi, merupakan tokoh Batak yang juga dikenal religius dan aktif di gereja. Raja menegaskan bahwa nilai-nilai agama yang ia anut menjadi fondasi dalam menjalankan tugasnya sebagai wakil rakyat.
Sosok Muda Penuh Semangat. Raja Jaya Dinata, yang kini resmi menjadi anggota DPRD Riau, menjadi salah satu anggota termuda di usia 26 tahun. Ia mengaku siap menjalankan amanah rakyat dengan penuh semangat.
“Saya tidak sabar bertemu dengan konstituen di lapangan. Saya akan bekerja keras dalam proses pembangunan, khususnya di Kampar, daerah pemilihan saya,” ujar Raja usai dilantik.
Raja menambahkan bahwa usianya yang muda memberikan energi lebih dalam menjalankan tugas. Selain itu, ia banyak belajar dari pengalaman ayahnya sebagai politisi. “Banyak hal saya pelajari dari bapak. Ambil yang baik untuk pembelajaran ke depan,” ujarnya.
Tantangan Raja di Tengah Kecewa Masyarakat. Sebagai wajah baru di DPRD Riau, Raja menghadapi tantangan berat untuk memenuhi ekspektasi masyarakat, terutama dari Kampar. Rasa kecewa dari konstituen Repol menjadi tantangan tersendiri baginya untuk membangun kepercayaan kembali.
Meski demikian, Raja menegaskan bahwa dirinya akan berupaya maksimal untuk membawa perubahan positif. “Ini kali pertama saya terjun ke dunia politik, dan saya ingin membuktikan bahwa saya bisa menjadi wakil rakyat yang amanah,” pungkasnya.
Harapan Baru untuk Kampar. Pelantikan ini menjadi momentum baru, baik bagi Raja Jaya Dinata maupun masyarakat Kampar. Terlepas dari kesedihan yang mendalam, masyarakat berharap Raja dapat membawa aspirasi mereka ke tingkat provinsi dan memberikan dampak nyata bagi pembangunan daerah. (*)