Dandy Ramadan, Kisah Pilu Relawan Ustad Mawardi Pejuang Sosialisasi yang Terpuruk Tanpa Kepastian

Dandy Ramadan, Kisah Pilu Relawan Ustad Mawardi Pejuang Sosialisasi yang Terpuruk Tanpa Kepastian

Pekanbaru, Selasa, 31 Desember 2024, Dandy Ramadan S., seorang pria tangguh yang pernah menjadi kurir paket dengan gaji pas-pasan untuk menafkahi keluarganya, kini berada dalam jeratan ketidakadilan yang memilukan. Dandy, yang berjuang sebagai tim sosialisasi calon Wakil Gubernur Riau, Ustadz Mawardi Muhammad Sholeh, mengaku telah dizolimi. Janji manis yang diberikan untuk membayar jerih payahnya hingga kini tak pernah ditepati.

Pada September 2024, Dandy menerima ajakan dari Ustadz Rizki Tunnapis untuk bergabung dalam tim sosialisasi yang dikenal sebagai Pasukan Dua Lima. Dandy bersama 24 anggota lainnya dijanjikan imbalan sebesar Rp10.000.000 per orang dari dana zakat mal sebesar Rp250 juta yang disebut-sebut berasal dari seorang dermawan. Dana itu dimaksudkan sebagai upah mereka dalam mengampanyekan Ustadz Mawardi.

"Saya pikir ini peluang untuk memperbaiki keuangan keluarga, apalagi istri saya sedang hamil," ujar Dandy dengan nada pilu. Ia pun memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya sebagai kurir paket demi fokus pada tugas sosialisasi.

Berikut Isi Curhatnya :

Bismillah. Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh

Ustadz, BANTU SAYA, BANTU KELUARGA SAYA! 

Selasa 31 Desember 2024-Akhir September yang lalu, Ustadz Rizki Tunnapis menemui saya dan beliau mengajak saya untuk menjadi pendukung atau menjadi team untuk mensosialisasikan Ustadz Mawardi Muhammad Sholeh Sebagai Calon Wakil Gubernur Riau dan kami semuanya terdiri dari 25 Orang, dan disebut sebagai *Pasukan Dua Lima*

Kemudian di Tanggal 6 Oktober, Hari Ahad, kami 25 orang ini diajak kumpul di Kantor Kemenag Jalan Rambutan untuk penjelasan lebih lengkap terkait Team ini, disana kami dikumpulkan dan Ustadz Mawardi pun datang, yang beliau hanya menyapa dan bersalaman saja dengan kami semua, selanjutnya itu, kami mendengarkan arahan dari Prof Akbarizan. Kemudian kami mendapatkan arahan dari Prof Akbarizan, Ketua MUI Kota Pekanbaru. Prof Menyampaikan, bahwasanya, Ustadz Mawardi Mendapatkan Zakat MAL Dari Seorang Dermawan senilai 250.000.000 ( Dua Ratus Lima Puluh Juta Rupiah ) yang dimana kami 25 Orang ini akan mendapatkan masing-masing 10.000.000 ( Sepuluh Juta Rupiah ) dari Zakat MAL tersebut sebagai pendukung dan mensosialisasikan Ustadz Mawardi atau lebih tepatnya kami bekerja untuk mensosialisasikan Ustadz Mawardi dan juga disana hadir Pak Asep Perwakilan Dari Partai Keadilan Sejahtera yang menjelaskan terkait teknis dilapangan nantinya dan kami juga dibekali brosur dan Alat Peraga Kampanye lainnya untuk bahan sosialisasinya

Saya pada saat itu masih bekerja sebagai Kurir Paket, perkiraan gaji saya sekitar 2.500.000 s/d 3.500.000 dan itu menjadi mata pencarian saya untuk menafkahi keluarga saya, untuk memenuhi kebutuhan keluarga saya, untuk kebutuhan makan sehari-hari, biaya kontrakan rumah, biaya listrik dan kebutuhan lainnya serta saat itu istri saya sedang hamil diusia kehamilan 6 Bulanan

Kemudian saya memutuskan untuk resign dari tempat kerja sebagai Kurir Paket, dan saya fokus untuk mendukung dan mensosialisaikan Ustadz Mawardi, karena saya rasa upah dari dari kerja mensosialisasikan Ustadz Mawardi ini lebih besar upah ini lah nanti yang akan saya juga untuk persiapan lahiran istri saya

Hampir setiap hari saya turun ke lapangan, mulai dari jam 8/9 pagi sampai menjelang maghrib, mendatangi tiap-tiap rumah warga, membawakan brosur, stiker dan bahkan kalender yang saya dapatkan dari Kantor Dewan Perwakilan Provinsi Partai Keadilan Sejahtera, Jalan Soekarno Hatta, Dekat Pasar Pagi Arengka, dengan Alat Peraga Kampanye tersebut, saya mensosialisasikan Ustadz Mawardi, mengajak warga untuk memilih Ustadz Mawardi di 27 November, terus begitu sampai masa tenang, bahkan di masa tenangpun saya masih mensosialisasikan beliau karena ingin menghabiskan sisa Alat Peraga Kampanye yang masih tersisa

Dari hari pertama saya bersosialisasi ke masyarakat sampai selesai, tak ada sepersen uang operasional harian yang diberikan dan saya menggunakan uang saya pribadi untuk keperluan transportasi dan makan saya dijalan, dan uang saya gunakan itu dari simpanan dari gaji kerja di tempat sebelumnya dan juga uang2 tambahan dari ujroh mengisi Khutbah di masjid2

Sampai di tanggal 19 November, uang simpanan saya semakin menipis, karena di tanggal 20 November, saya mau membayar tagihan listrik bulanan dan biaya Wifi dirumah, Kemudian saya Menghubungi Ustadz Rizki Tunnapis untuk menanyakan terkait upah kerja kami. Tapi Ustadz Rizki meminta saya untuk mengirimkan laporan atau data warga yang sudah di sosialisasikan, dan saya kirim lah semua data2 nya, berharap besok uangnya dikeluarkan

Kemudian di Tanggal 20 November, saya menghubungi kembali Ustadz Rizki terkait upah kerja kami tersebut, karena saya mau membayarkan biaya tagihan listrik dan wifi dirumah, akan tetapi uangnya pun tak keluar

Tanggal 21 November, saya tanyakan lagi ke Ustadz Rizki, akan tetapi beliau tak ada respon

Tanggal 22 November Hari Jum'at, jadwal khutbah saya kosong, tapi ustadz Rizki memberikan saya jadwal disalah satu masjid untuk menjadi pengganti Khotib di masjid tersebut. Dari ujroh khotib inilah saya membayarkan tagihan listrik dan wifi dirumah saya, itupun ditambah dengan uang simpanan saya masih tersisa. dan uang yang tersisa sama saya, itu hanya peruntukan untuk makan istri saja. di malam hari 22 November ini, saya tanyakan lagi terkait uang itu ke ustadz Rizki, tapi beliau tak respon sampai besok paginya

Tanggal 23 November pagi, beliau baru merespon, namun belum ada kejelasan dari uang tersebut, di hari ini, uang saya benar2 sangat sedikit, uang yang saya punya, hanya saya peruntukan istri saja, karena sedang hamil, urusan makan saya biar pandai2 saya saja. Kemudian dimalam hari, Ustadz Rizki mengirimkan saya undangan untuk ikut seminar Gerakan Sembelih Bersyariah besok hari Tanggal 24 November dari Perwakilan IKMI, saya sangat antusias mengikuti acara ini, karena saya berharap, disana nanti ada makan gratis dan saya bisa makan disana, ataupun ada kue kotak yang bisa saya bungkus bawa pulang untuk istri dirumah, akan tetapi ternyata disana hanya disuguhkan air mineral gelas, dan sayapun pulang dengan tangan kosong, acara ini berakhir sampai zhuhur

ba'da zhuhur, saya pun menghubungi ustadz rizki lagi untuk menanyakan terkait uang tersebut, karena dihari tersebut memang tidak ada uang lagi, untuk makan dihari itupun tidak ada uang, bahkan saya udah sampaikan juga ke ustadz rizki, bahwa saya tak ada uang sama sekali untuk makan di hari itu, dan ustadz rizki pun minta nomor rekening saya, agar di transfer hari ini, kata beliau sampaikan "InsyaAllah cair hari ini". tapi sampai malam pun tak kunjung keluar uangnya

Kemudian di tanggal 25 November saya tanyakan kembali terkait uang tersebut, ternyata uangnya pun belum keluar. di hari ini pun saya diminta untuk bertemu Prof Akbarizan, saya berharap uangnya cair hari ini, dan sayapun langsung pergi temui Prof Akbarizan di Masjid Ar Rahman, tapi ternyata saya hanya mendapatkan uang 500.000, dari Prof Akbarizan dan itupun uang dari beliau Pribadi, Alhamdulillah

dihari yang sama, sayapun dapat ajakan untuk datang ke rumah salah satu calon walikota, dan Alhamdulillah dari sana pun dapat uang transportasi 150.000, dari uang2 saya bisa pergi ke dokter kandungan untuk cek keadaan janin dalam kandungan istri saya dan dari uang2 ini lah saya dan istri bertahan hidup

Kemudian, ini mirisnya, di tanggal 29 November, jatuh tempo uang kredit motor senilai 896.000, saya sudah tidak tau lagi darimana untuk mendapakatkan uang, alhasil sayapun memberanikan diri untuk meminjam uang teman, senilai 1.500.000, uang ini saya peruntukan untuk biaya kredit motor dan biaya hidup saya dan istri beberapa hari kedepan, saya pun menyampaikan ke teman, bahwa saya akan mendapatkan uang 10.000.000, dengan uang itu nanti saya bisa membayarkan hutang ke teman saya

Tanggal 6 Desember, saya menghubungi lagi ustadz rizki, terkait uang tersebut, dan ustadz rizki pun sudah pasrah, beliau sudah malu menanyakan hal tersebut ke Ustadz Mawardi, dan sayapun pasrah dengan ini

DEMI ALLAH, di hari itu, saya benar2 tak ada uang, untuk makan pun tak ada uang, mau bekerja pun ditempat semula tidak bisa, karena karyawan penuh, dan saya hanya bertahan hidup dari uang ujroh khutbah jum'at, uang yang didapat, saya gunakan untuk makan istri saja, bahkan untuk saya sendiri, senin dan kamis, numpang makan gratis di masjid abu darda, sangking tak ada uang untuk beli makanan

Tanggal 10 Desember, itu adalah waktu jatuh tempo untuk biaya kontrakan rumah saya, saya tidak ada uang sama sekali, saya bingung harus bagaimana, saya dikasih tenggat waktu oleh yang punya rumah selama seminggu, kalau tidak ada uang untuk bayarkan kontrakan, kami disuruh pindah, dan akhirnya kami pindah, karena memang tidak ada uang untuk bayar kontrakannya, senilai 2.000.000 untuk 3 Bulan

dan akhirnya kami pindah, kami pindah ke rumah seorang ustadz, beliau mengizinkan kami untuk menumpang dirumah beliau selama beberapa bulan, namanya ustadznya tak bisa saya sampaikan disini

tanggal 25 desember, saya hubungi lagi ustadz rizki, dan nihil, tak ada hasil sama sekali

tanggal 26 desember, saya tak ada uang sama sekali, tidak ada yang mau dimakan, dan sayapun pergi kerumah kawan untuk minta beras, agar kami bisa makan, ternyata dia tidak dirumah, karena pergi pulang kampung dengan istrinya, tapi saya ketemu dengan ibunya, dan ibunya memberikan saya beras, tidak hanya itu, ternyata abang ipar teman saya ini tau saya datang kerumah untuk minta beras, dan diapun memberikan saya uang 50.000, dan Alhamdulillah bisa masak dihari itu

tanggal 27 hari jum'at, Alhamdulillah dapat uang dari ujroh dari mengisi khutbah di hari Jum'at

Sebenarnya di hari ini saya ingin menyampaikan keluh kesah saya ini di muzakaroh, dan dihari itu bertepatan pula Ustadz Edi Azhar Ketua UMUM IKMI Kota Pekanbaru yang menjadi tapi pemberi materi, tapi saya malu, saya gak berani, maka saya urungkan niat tersebut

di tanggal 29 desember, waktu jatuh tempo kredit motor saya pun datang lagi, sampai hari ini belum saya bayar, karena saya belum mendapatkan pekerjaan tetap, dan hanya kerja serabutan, apapun yang bisa dikerjakanm saya kerjakan dan dept collector motor terus meneror saya untuk segera membayarkan uang kredit motor tersebut

*Ustadz, BANTU SAYA, BANTU KELUARGA SAYA!*

Saya, dikarenakan uang kerja kampanye saya tidak dikeluarkan, saya berhutang dengan kawan, saya diusir dari rumah karena tak bisa membayarkan kontrakan, uang kredit motor pun belum dibayarkan, kebutuhan istri saya dan janin dalam kandungan nya terbengkalai, tidak mendapatkan gizi yang cukup, tidak mendapatkan asupan makanan yang cukup

Usia kandugan istri saya usah di usia 36 Minggu, Seminggu ataupun 2 Minggu lagi akan melahirkan

Saya tak ada uang ustadz, saya tak ada biaya ustadz, bahkan beras dirumah tidak ada ustadz

kemarin 30 Desember, ada teman yang datang kerumah, dia baru balik dari pulang kampung, Alhamdulillah dia memberikan saya uang 100.000, saya pernah datang kerumah ibu dia untuk mintak beras, untuk makan, mungkin dia dengar cerita dari ibunya saya sedang susah seperti ini, makanya dia datang dan memberikan saya uang 100.000, uang inilah sisa kehidupan saya Ustadz

BANTU SAYA USTADZ, BANTU KELUARGA SAYA USTADZ!

Dandy Ramadan S ( NIM IKMI 1638 )

Berita Lainnya

Index