Sudah 28 Tahun Desa Tanjung Alai Pindah Dari Desa Yang Sudah Tenggelam

Sudah 28 Tahun Desa Tanjung Alai Pindah Dari Desa Yang Sudah Tenggelam

XIII Koto Kampar,-Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan Setda Kampar Zamzami, SE, M,Si menghadiri peringatan pemindahan Desa Tanjung Alai dampak pembangunan PLTA Koto Panjang Kecamatan XII Koto Kampar, Rabu (2/11)

Dalam arahannya, Zamzami dalam membacakan pidato Pj. Bupati Kampar,  menyampaikan apresiasi atas kegiatan mengenang kampung halaman yang telah tenggelam oleh genangan waduk PLTA 28 tahun yang lalu.

"ini perlu dilestarikan dan dikenang terus, karena ini memiliki nilai sejarah bagi generasi muda kedepannya. Kita boleh memgikuti perkembangan zaman, tapi kita juga mesti ingat dan terus melestarikan budaya kita masa lalu."ucap Zamzami".

Selanjutnya, Zamzami juga berharap terkait Even Tour 2022 De Muara Takus. Agar seluruh masyarakat khsusunya Desa Tanjung Alai yang akan dilintasi oleh lebih  kurang 400 pesepeda sport dari 20 Provinsi, bahkan dari Negara Malaysia.

Bukan itu saja, dijadwalkan juga akan dihadiri Kapolri Jendral Sigit Listyo Prabowo, Menteri Pariwisata Sandiaga Uno, Gubernur, Kapolda serta Pj.Bupati Kampar Dr.Kamsol, MM.

Untuk itu diminta kepada masyarakat, agar mulai saat ini membersihkan pekarangan khususnya yang berada ditepi jalan Sumbar-Riau dan memasang umbul-umbul, serta menyambutnya nanti pada tanggal 12 November 2022.

Sementara itu Zulfan Alwi Kepala Desa Tanjung Alai dalam sambutannya mengungkapkan, sedikit menyampaikan sejarah singkat pemindahan Desa Tanjung Alai.

Dimana sebelumnya Tanjung Alai dinamakan Koto Mufakat, sejarah ini menceritakan bahwa di daerah yang lama terdapat pohon yang namanya Bunga Tanjung besar yang  tumbuh di hamparan pekebunan Ranah Alai. 

Dengan demikian, berkat hasil mufakat oleh para tokoh masyarakat dan adat yang diambil dari nama pohon dan perkebunan tersebut, maka disetujui nama daerah atau Desa ini dengan Desa Tanjung Alai.

Tanjung Alai sendiri memiliki sebanyak 7 suku, diantaranya Suku melayu kampai, suku Pitopang, Suku Madeliong, Suku Marajo, Suku Caniago, Suku Domo Simajelo, serta Suku Domo Bijo, semuanya dibawahi dua Pucuk adat, yakni Pucuk adat dipimpin Dt Besar dan Pucuk adat dipimpin Dt Puto.

Sementara itu jumlah jiwa pada tahun 1996 tersebut hanya berjumlah 900 jiwa, dan 313 Kepala Keluarga. Namun sekarang allhamdulilah sudah mencapai 664 KK dan 2.447 jiwa. Untuk diketahui juga, Tanjung Alai saat ini memiliki wisata ternama yaitu "Gulamo" yang pernah meraih peringkat dua Nasional kategori "Syurga Tersembuyi.(rilis)

Berita Lainnya

Index