Berpisah dengan Pertamina Hulu, PT BSP Optimis Tingkatkan Produksi Minyak

Berpisah dengan Pertamina Hulu, PT BSP Optimis Tingkatkan Produksi Minyak

PEKANBARU - PT. Bumi Siak Pusako (BSP) siap mengambil alih pengelolaan Wilayah Kerja Migas Coastal Plains and Pekanbaru (Blok CPP) 100 persen yang akan dimulai pada 9 Agustus 2022 mendatang. 

Hal itu terungkap pada kegiatan Silaturahmi dan Temu media dalam rangka perpanjangan WK CPP Alih Operator dari BOB PT. BSP-Pertamina Hulu kepada PT BSP di Hotel Royal Asnof, Selasa (5/7/2022). 

Kegiatan ini diikuti puluhan wartawan dari berbagai media dan organisasi wartawan. Tampak hadir Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Riau H Zulmanysah Sekedang, Ketua PWI Siak Wiwik Rahayu, Ketua PWI Kampar Akhir Yani, Ketua PWI Bengkalis Adi Putra dan sejumlah wartawan dan pimpinan media massa dan jajaran Humas BOB. Jalannya diskusi cukup menarik karena wartawan cukup antusias menyampaikan pertanyaan, kritik dan saran. 

Silaturahmi ini diselingi dengan kegiatan diskusi yang dipandu salah seorang wartawan lokal Helfizon. Pemaparan pertama disampaikan oleh Kepala Departemen Humas SKK Migas Perwakilan Sumbagut Yanin Kholison. Ia menyampaikan update terkini kegiatan hulu migas. Kemudian pemasaran kedua tentang capaian BOB selama mengelola Wilayah Kerja CPP disampaikan oleh Pjs. GM BOB PT BSP-Pertamina Hulu Airlangga Pratama Akbar. Pemaparan terakhir mengenai rencana kerja PT BSP dalam mengelola WK CPP Blok disampaikan Komisaris PT BSP Riki Hariansyah. 

Kepala Departemen Humas SKK Migas Perwakilan Sumbagut Yanin Kholison menyampaikan beberapa harapannya kepada PT. BSP yang akan mulai mengelola sendiri CPP Blok pada 9 Agustus mendatang pasca berpisah dengan Pertamina. 

Hanin mengatakan, alih kelola WK CPP Blok yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat terasa spesial karena kegiatan operasional bersama (BOB) akan melepaskan 20 tahun kebersamaan antara salah satu badan usaha milik daerah (BUMD) dalam hal ini PT BSP dengan Pertamina Hulu. 

Ia menambahkan, selama 20 tahun banyak peran penting dilakukan BOB dan ia berharap BSP kedepan bisa lebih berprestasi, salah satu prestasi itu adalah mencapai target produksi 1 juta barel/hari. Dimana saat ini produksi BOB baru mencapai sekira 700 ribu barel/hari. 

Kemudian ia juga berharap khusus kepada BOB agar menuntaskan komitmen sisa pengeboran minyak di tujuh sumur minyak dari 15 sumur sampai Agustus mendatang. 

Sementara itu Pjs. General Manager BOB PT BSP-Pertamina Hulu Airlangga Pratama Akbar menyampaikan, secara teori ada sejumlab 1.951 juta barel minyak di bawah perut bumi Riau. Namun tidak semua bisa dimbil. Jumlah ini berpotensi bertambah lebih besar seiring perkembangan teknologi. 

CPP Blok sendiri umurnya sudah 50 tahun. Pertama kali ditemukan di lapangan Kasikan. Ia menambahkan, CPP Blok sudah memberikan kontribusi besar buat seluruh rakyat Indonesia, termasuk menyelenggarakan program CSR untuk masyarakat. 

Ia mengaku bahwa saat ini produksi minyak di seluruh dunia turun. 
BOB diharapkan bekerja keras terutama dalam menuntaskan dua pekerjaan besar pengeboran dan perawatan sumur. "Semuanya membutuhkan biaya dan teknologi tinggi sehingga dapat menahan laju penurunan," terangnya. 

Sementara itu tantangan operasi yang dihadapi di CPP Blok kedepan adalah mengalami kesulitan mendapatkan kepastian pembebasan lahan. 

Kendala lain adalah faktor alam yaitu banjir, kebakaran hutan, ancaman hewan buas. 

Sementara itu Komisaris PT BSP Riki Hariansyah diawal pemaparannya menyampaikan sejarah bèrdirinya PT BSP pada 17 Oktober 2001. Ia juga menceritakan sejarah panjang dan penuh lika liku perjuangan agar BUMD di Riau bisa mendapatkan hak mengelola hasil migasnya. Riau patut bersyukur karena pemerintah telah memberikan kepercayaan kepada BUMD dalam mengelola minyak di daerah. Selama bekerjasama dengan Pertamina, PT BSP telah mendapatkan transfer ilmu dan pengetahuan. 

Ia mengaku optimis bahwa PT BSP akan mampu meningkatkan produksi minyak di WK CPP Blok setelah BUMD yang sahamnya dipegang oleh Pemprov Riau, Pemkab Siak, Pemkab Kampar, Pemkab Pelalawan dan Pemko Pekanbaru ini mengelola ladang minyak bumi secara utuh atau 100 persen tanpa berada di bawah payung BOB dan bekerjasama dengan Pertamina.(Sya)

Berita Lainnya

Index