Aset Pabrik Gambir Hibah Pemerintah Pusat di Desa Tanjung Terus Dipertanyakan

Aset Pabrik Gambir Hibah Pemerintah Pusat di Desa Tanjung Terus Dipertanyakan
Lokasi bekas bangunan pabrik gambir di Desa Tanjung.

BANGKINANG - Raibnya aset berupa mesin, alat pengolahan serta bangunan pabrik gambir hibah dari pemerintah pusat yang berada di Desa Tanjung, Kecamatan Koto Kampar Hulu, Kabupaten Kampar masih menjadi misteri.

Pada Rabu, 2 Maret 2021 lalu, kami turun ke lokasi di mana dulu pabrik gambir ini berdiri untuk melakukan investigasi lapangan.

Setelah sampai di lokasi, kami tidak melihat apapun yang menunjukkan di tempat itu pernah berdiri pabrik pengolah gambir.

Lokasi pabrik ini berdiri berada di tempat yang terbuka, yakni berada di pinggir jalan poros penghubung Desa Tanjung-Desa Bandur Picak di perbatasan Kabupaten Kampar dan Kabupaten Rohul.

Bahkan, warga yang melintas di jalan itu sudah bisa menebak apa yang sedang kami amati di lokasi tersebut. Tanpa berkomunikasi sebelumnya dengan kami, warga langsung saja menunjukkan kami di mana tepatnya lokasi pabrik pengolahan gambir ini berada.

"Di situ pak dulu pabrik gambirnya" ucap seorang warga yang melintas dengan sepeda motornya yang dipacu pelan kepada kami sambil menunjuk ke satu titik.

Di sekitar lokasi kami hanya melihat semak belukar dan rumput liar dan beberapa batang tanaman sawit. Setelah kami amati lebih jauh di antara semak-semak kami melihat puing-puing beton yang disinyalir bekas pabrik gambir.

Dapat kami gambarkan pula, pabrik gambir ini berada tepat di depan ruko yang difungsikan sebagai Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tanjung.

Di samping kanan lokasi tersebut terdapat rumah walet milik warga, serta di sisi kirinya terdapat kebun sawit. Di dekat lokasi tersebut ada tembok tak beratap yang sepertinya dahulu adalah kedai milik salah seorang warga.

Perihal raibnya aset pabrik gambir ini, kami telah pernah mendatangi Dinas Perkebunan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Kampar, pada Senin, 24 Januari 2022 lalu.

Di Dinas Perkebunan, kami menemui Kepala Bidang Usaha Perkebunan, Idrus.

Namun, saat kami bertanya mengenai keberadaan pabrik yang merupakan hibah dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia pada 2006-2007 ini, Idrus mengaku tidak tahu.

Ia pun menyebut, proyek tersebut dilaksanakan jauh sebelum ia bertugas di sana. Katanya pula, tidak ada data yang bisa digali untuk mengetahui lebih jauh ke mana dan bagaimana aset berupa mesin alat produksi pengolah gambir ini lenyap.

Ia mengatakan, yang bertindak selaku Pejabat Pembuat Komitmen atau PPK proyek tersebut sudah meninggal dunia sehingga sulit menggali informasi tentangnya.

Idrus juga mengatakan tidak ada arsip di dinas yang bisa dibuka untuk mengetahui lebih jauh mengenai keberadaan pabrik ini

Kami juga sempat bertanya pada Guss Sandri yang pada tahun 2006-2007 menjabat sebagai Kepala Desa Tanjung.

Kebetulan, saat ini Guss Sandri juga menjabat sebagai Pejabat Sementara Kepala Desa Tanjung.

Saat ditelepon, Guss Sandri mengungkapkan, pabrik gambir berdiri pada tahun 2006 silam dan sudah lama tutup.

Kata Guss Sandri, pabrik pengolahan gambir ini tutup disebabkan oleh operasional pabrik yang tidak maksimal.

"Sempat beroperasi setahun. Ntah berapa tahun dulu (beroperasinya), tapi karena hasil tidak maksimal akhirnya tutup sendiri," beber Guss Sandri, pada wartawan, Selasa, 11 Januari 2022 lalu.

Guss Sandri menjelaskan, pabrik ini dibangun oleh kementerian dan dihibahkan kepada masyarakat melalui kelompok tani.

"Pabrik ini dikelola oleh gabungan kelompok tani," sambung Guss Sandri.

Setelah pabrik tutup, Guss Sandri tidak bisa menjelaskan ke mana aset-aset seperti mesin-mesin pengolahan gambir tersebut berada.

"Kalau ke mana aset-aset pabrik, tak bisa saya menjawabnya. Takut salah saya nanti, apalagi bapak wartawan," katanya.

"Saat saya menjadi wali (kepala desa) dulu, pabrik itu sudah jadi, dan sudah beroperasi," tutur Guss Sandri.

Guss Sandri saat itu juga menyarankan kami untuk menelusuri persoalan ini ke Dinas Perkebunan Kabupaten Kampar.

Sebab di Dinas Perkebunan, sebutnya, wartawan bisa mengecek detil data pabrik, berapa anggarannya, termasuk berapa kapasitas pabrik dan informasi-informasi lainnya berkenaan pabrik.

"Bisa ditelusuri ke Disbun Kampar untuk lebih jelas. Masa (kepala dinas) Zulfahmi itu dulu," ungkap Guss Sandri. 

Raibnya aset pabrik ini telah menjadi sorotan warga di Koto Kampar Hulu. Warga mempertanyakan ke mana aset pabrik itu kini. Keberadaan aset pabrik gambir seperti hilang tanpa jejak.

Kami informasikan, sekitar tahun 2006-2007 pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian pernah membangun pabrik pengolahan gambir di Desa Tanjung.

Setelah selesai dibangun, pabrik diserahkan ke gabungan kelompok tani untuk dikelola sebagai Kelompok Usaha Bersama atau KUB. Dan tentu saja dibawah pengawasan desa, kecamatan dan pihak dinas.

Tujuan dibangunnya pabrik gambir di sana untuk memberdayakan para petani gambir yang banyak terdapat di wilayah Koto Kampar Hulu. Diharapkan, pabrik ini mampu meningkatkan pendapatan petani. Selain itu, dibangunnya pabrik mini ini untuk mempermudah kerja para petani gambir dalam mengolah hasil produksinya sebelum dijual ke toke besar.

Namun sayang, niat baik pemerintah ini tidak sepenuhnya terwujud lantaran keberadaan pabrik gambir dan aset-asetnya raib bagai tak berbekas.(tim/redaksi)

 

Berita Lainnya

Index