AMPi Akan Demo Kejari Rohil, Hipemarohi Menduga Kuat Bernuansa Politis

AMPi Akan Demo Kejari Rohil, Hipemarohi Menduga Kuat Bernuansa Politis

RIAUTERBIT.COM-Menanggapi soal pengiriman surat pemberitahuan aksi oleh Aliansi Masyarakat Peduli Rohil (AMPi) ke Polres Rokan Hilir, Pengurus Himpunan Pelajar Mahasiswa Rokan Hilir (Hipemarohi)-Pekanbaru menyayangkan dan merasa keberatan. Pasalnya, aksi tersebut dinilai tidak mewakili seluruh kalangan Mahasiswa Rokan Hilir dan terindikasi ada unsur politis.

"Beberapa poin tuntutan dalam surat pemberitahuan itu terkesan arogan dan seakan memanfaatkan situasi yang terjadi di Rohil" ujar Presiden Hipemarohi-Pekanbaru Jumfitriadi, Selasa (8/1).

Diterangkan Ijum, sapaan akrabnya, sekelompok mahasiswa atas nama AMPi yang dikomandoi oleh HK dan MN akan mengadakan aksi demonstrasi ke Kejaksaan Negeri Rokan Hilir pada Kamis, 10 Januari mendatang. Aksi tersebut adalah buntut dari ketidakpuasan sebagian mahasiswa Rohil yang gagal mendapatkan beasiswa dari Pemerintah Daerah. Beberapa poin tuntutan diantaranya, memeriksa PPTK dan Sekda Rohil atas dugaan penyalahgunaan wewenang terhadap keputusan penerimaan Bantuan Pendidikan tahun 2018, memeriksa Kepala Dinas Pekerjaan Umum Rohil atas dugaan korupsi proyek, mengusut kasus korupsi Bupati Rohil, hingga menuntut Bupati Rohil Suyatno agar mundur dari jabatannya.

Masih kata Ijum, awalnya HK dan MN akan mengadakan aksi atas nama Hipemarohi-Pekanbaru pada tanggal 21 Desember 2018 lalu untuk menuntut Transparansi penyeleksian berkas beasiswa mahasiswa Rohil , namun aksi tersebut batal. 

"Karena sehari sebelum aksi mereka berhasil audiensi dan pak Bupati mengabulkan keinginan mereka untuk dilakukan verifikasi ulang bagi nama-nama yang tidak lulus beasiswa Rohil 2018. Namun, setelahnya tetap saja  452 dari 549 berkas yang telah diverifikasi ulang ternyata tidak lulus. Inilah yang jadi masalah, sehingga akan diadakan aksi" terang Ijum.

Menurut Ijum, panitia tim seleksi telah melakukan tugasnya dengan baik dan profesional. 
"Bahkan sampai diadakan seleksi ulang, tetap saja masih tidak terima. Maka munculah AMPi yang akan melakukan aksi lusa (10/1-red)" sebutnya.

Mahasiswa UIN Suska ini menduga, aksi demonstrasi yang akan dilakukan nanti syarat dengan kepentingan. Disamping beberapa poin tuntutan yang tendensius, aksi demonstrasi dinilai teramat dipaksakan. "Mereka menuntut agar Bupati Rohil lengser, sementara HK dan MN baru saja bertemu dengan pak Bupati di RSUD Arifin Ahmad tidak lama ini. Ini ada apa ? Bagaimana kami bisa yakin kalau itu gerakan murni ?" Tandas Ijum.

Ijum meminta kepada seluruh mahasiswa Rohil agar tidak terpengaruh dan tetap bisa berpikir jernih.

"Boleh kita punya slogan biar pecah dirantau, dikampung kita bersatu. Tapi harus tau bersatu untuk apa ? Tentunya kita harus bersatu untuk kebaikan dan bergerak murni dari hati bukan bisikan" tutupnya. (rls)

Berita Lainnya

Index