Mesjid Raya Pekanbaru Hadirkan Imam Dari Madinah

Mesjid Raya Pekanbaru Hadirkan Imam Dari Madinah
ilustrasi

Pekanbaru-(Riauterbit.com) - Pengurus Masjid Raya Pekanbaru, Provinsi Riau, kembali menghadirkan imam dari luar negri untuk menjadi imam salat tarawih selama Ramadan 1436 Hijriah, yang kali ini adalah seorang Imam dari Kota Madinah, Arab Saudi.

"Tahun ini panitia menghadirkan seorang imam dari Madinah," kata Ketua Panitia Ramadan Masjid Raya Pekanbaru, Nasution, kepada Antara di Pekanbaru, Jumat.

Pada tahun-tahun sebelumnya panitia Masjid Raya Pekanbaru menghadirkan imam dari Palestina dan Turki untuk mengisi malam Ramadan di masjid tertua di Kota Pekanbaru itu. Namun, ia mengatakan imam tersebut tidak bisa keluar dari negaranya karena menghadapi masalah di negara konflik tersebut.

"Hanya saja untuk Ramadan tahun ini, imam dari negara tersebut tidak dapat hadir karena ada masalah sehingga sulit untuk keluar" ungkapnya.

Ia mengatakan Ramadan kali ini kami tetap mendatangkan imam dari luar negri, namun bukan dari negara Palestina melainkan dari Kota Madinah. Imam tersebut bernama Abdurrahman, yang juga adalah dosen dari salah satu universitas di Kota Madinah.

"Beliau sudah tiba di Pekanbaru sehari sebelum puasa," katanya.

Menurut dia, dalam pelaksanaan salat tarawih di Masjid Raya Pekanbaru sengaja mendatangkan imam dari luar negri agar nuansanya berbeda, serta bertujuan untuk meningkatkan semangat para jamaah dalam melaksanakan salat tarawih. Sebab, setiap malam imam akan membaca satu juz pada salat tarawih sehingga pada akhir Ramadan jamaah yang setia akan khatam Alquran.

Ia mengatakan di masjid tersebut pelaksanaan salat tarawih terdiri dari 20 rakaat ditambah salat witir tiga rakaat. Namun, bagi jemaah yang biasa melaksanakan salat tarawih delapan rakaat tidak dipersoalkan.
     
Selain salat tarawih, ia juga mengatakan bahwa di Masjid Raya Pekanbaru tersebut akan melaksanakan Itikaf yaitu berdiam diri di masjid bagi kaum laki-laki dan mereka akan memberikan makanan pada fakir miskin dan anak-anak yatim di hari ke-10 Ramadan hingga akhir Ramadan.

Pelaksanaan itikaf terebut adalah bertujuan Untuk merenungi masa lalu dan memikirkan hal-hal yang akan dilakukan di hari esok, mendatangkan ketenangan, ketentraman dan cahaya yang menerangi hati yang penuh dosa, mendatangkan berbagai macam kebaikan dari Allah SWT, serta amalan-amalan kita akan diangkat dengan rahmat dan kasih sayang-Nya.

"Orang yang beritikaf pada sepuluh akhir bulan Ramadhan akan terbebas dari dosa-dosa karena pada hari-hari itu salah satunya bertepatan dengan lailatul qadar," katanya.(ant)
 

Berita Lainnya

Index