Wako Bersama Angkasa Pura Gagas Program Literasi Sekolah

Wako Bersama Angkasa Pura Gagas Program Literasi Sekolah
Walikota Pekanbaru, Firdaus, saat Peresmian dan Penyerahan CSR PT. Angkasa Pura, di Jl. Ketapang Gg. Amal kel Maharatu.

RIAUTERBIT.COM - Wali Kota Pekanbaru, Firdaus ST MT berharap Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) yang merupakan dana Corporate Sosial Responsibility (CSR) Angkasa Pura II pada tahun ini bisa membantu program literasi sekolah.

Wako mengatakan saat ini Pekanbaru konsen kepada menumbuhkan minat baca peserta didik dan mereka (siswa,red) butuh bahan bacaan dan fasilitas pendukung lainnya.
   
"Alangkah pas jika kedepan CSR angkasa Pura juga bisa membantu program literasi sekolah," ungkap Walikota Pekanbaru, Firdaus, saat Peresmian dan Penyerahan CSR PT. Angkasa Pura, di  Jl. Ketapang Gg. Amal kel Maharatu.

Ditempat yang sama, Jaya Tahoma, General Manager Angkasa Pura II, menerangkan pihaknya telah membangun lima toilet siswa SDN 155 dan SD 141, Mushola Kantor Camat, gedung serbaguna RW 06 jalan khairuddin Nasution Kelurahan Maharatu. "Ini sisa CSR tahun anggaran 2015," ucapnya.

Dia merinci total dana yang sudah digelontorkan Angkasa Pura II pada PKBL 2000 hingga 2015 yang Rp 25,8 miliar untuk Riau. "Untuk kali ini Rp397 juta lebih, tahun 2016 akan ada juga PKBL sebesar Rp 3,7 miliar," tambahnya.

Penjelasan Singkat Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

Dalam upaya menumbuhkan budi pekerti siswa, pemerintah melalui kemdikbud meluncurkan sebuah gerakan yang disebut Gerakan Literasi Sekolah. Gerakan ini bertujuan agar siswa memiliki budaya membaca dan menulis sehingga tercipta pembalajaran sepanjang hayat.

Seperti jelasnya Gerakan Literasi Sekolah ini, berikut saya kutip dari Buku Saku Gerakan Literasi Sekolah. Mari kita baca sebagai bahan pembelajaran bagi para warga sekolah agar gerakan ini bisa berjalan dengan dukungan dari semua warga sekolah (guru, peserta didik, wali murid dan masyarakat).

Praktik pendidikan perlu menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran agar semua warganya tumbuh sebagai pembelajar sepanjang hayat. Untuk mendukungnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengembangkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS).

GLS memperkuat gerakan penumbuhan budi pekerti sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015. Salah satu kegiatan di
dalam gerakan tersebut adalah kegiatan 15 menit membaca buku nonpelajaran sebelum waktu belajar dimulai. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca peserta didik serta meningkatkan keterampilan membaca agar pengetahuan dapat dikuasai secara lebih baik. Materi baca berisi nilai-nilai budi pekerti, berupa kearifan lokal, nasional, dan global yang disampaikan sesuai tahap perkembangan peserta didik.

Terobosan penting ini hendaknya melibatkan semua pemangku kepentingan di bidang pendidikan, mulai dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, hingga satuan pendidikan. Pelibatan orang tua peserta didik dan masyarakat juga menjadi komponen penting dalam GLS. (adv)

Berita Lainnya

Index