Masyarakat Rindu Calon Presiden dari Partai Golkar

Masyarakat Rindu Calon Presiden dari Partai Golkar
Dua kelompok pengurus Partai Golkar, yakni Idrus Marham (kiri), Agung Laksono (dua dari kiri), Aburizal Bakrie (dua dari kanan), dan Zainuddin Amali (kanan), bersama Jusuf Kalla (tengah) berpegangan tangan sebagai tanda islah Partai Golkar di rumah dinas

RIAUTERBIT.COM - Wakil Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Bali, Mahyudin menegaskan, akan maju dalam pemilihan calon ketua umum Partai Golkar ketika musyawarah nasional digelar.

Ia mengaku ingin maju dalam kontestasi tersebut salah satunya karena ingin menyatukan kembali Golkar yang sebelumnya sempat terpecah belah.

PascaPilpres 2014 lalu, terjadi dualisme kepemimpinan di tubuh partai berlambang pohon beringin itu.

Namun, dualisme itu berakhir setelah pemerintah mencabut surat keputusan kepengurusan hasil Munas Jakarta dan mengakui kembali kepengurusan Golkar hasil Munas Riau.

Dua kubu pun telah bersepakat untuk menyelenggarakan munas bersama dalam waktu dekat untuk memilih ketua umum dan menyusun kepengurusan yang baru.

"Ini untuk mempersiapkan agenda politik seperti pilkada 2017, pileg dan pilpres 2019. Golkar menargetkan bisa memenangkan agenda politik tersebut," kata Mahyudin saat dihubungi (10/2/2016).

Menurut Mahyudin, Golkar memiliki target besar dalam pilpres 2019, yaitu dapat mencalonkan presiden atau wakil presiden.
Sebab, pada kontestasi sebelumnya, tak ada satu pun kader Golkar yang maju dalam Pilpres.

Saat pilpres 2014, Golkar menjadi bagian Koalisi Merah Putih yang mengusung pasangan Prabowo Subianto (Gerindra)-Hatta Rajasa (PAN).

"Ini yang harus kita tanamkan (ke kader) bahwa kita punya target seperti itu," ujarnya.

Mahyudin menambahkan, sudah cukup lama tak ada satu pun kader Golkar yang terpilih menjadi RI-1 maupun RI-2.
"Sejak Pak Harto lengser, Golkar belum pernah ada presiden. Saya kira kerinduan kader ada pada sosok seperti itu (menjadi presiden)," kata Wakil Ketua MPR itu. (Tribun)
 

Berita Lainnya

Index