Sungai Raja, Kampar Kiri (30/01/2025) – Desa Sungai Raja, Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar, Riau, telah lama menunggu janji pembangunan yang tak kunjung terealisasi. Meskipun usia Kabupaten Kampar sudah mencapai 75 tahun, harapan masyarakat untuk memiliki akses kesehatan yang memadai masih belum terwujud. Warga Sungai Raja terus berjuang dengan keterbatasan, karena mereka masih harus menempuh perjalanan jauh ke Pekanbaru atau rumah sakit terdekat lainnya, yang tak hanya menguras waktu tetapi juga biaya yang sangat besar.
"Sudah lama kami berharap ada fasilitas kesehatan di sini, terutama jika ada yang sakit mendadak. Jarak yang jauh ke rumah sakit membuat kami merasa terpinggirkan. Setiap kali ada yang jatuh sakit, kami harus berpikir dua kali, apakah bisa sampai ke Pekanbaru dengan selamat atau tidak," ujar Pak Hendra, seorang warga setempat dengan nada kecewa.
AW, seorang tokoh masyarakat setempat, mengatakan bahwa meskipun mereka siap memberikan lahan untuk pembangunan rumah sakit atau puskesmas, kenyataan pahit tetap harus dihadapi. "Kami sudah siap menunggu, berharap pemerintah datang. Tapi sampai sekarang, harapan itu masih jauh dari jangkauan. Kami hanya ingin berobat dengan mudah, tanpa harus menempuh perjalanan yang panjang dan melelahkan," ujarnya dengan penuh harap.
Rencana pembangunan puskesmas di Sungai Raja Kampar Kiri, yang sempat ada, akhirnya kandas di tengah jalan. Puskesmas yang sebelumnya direncanakan dibangun di wilayah ini dipindahkan oleh Habiburrahman (PPP), seorang anggota dewan, ke Batu Sasak. Keputusan ini meninggalkan kekecewaan mendalam bagi masyarakat yang sudah menantikan kehadiran fasilitas kesehatan di dekat rumah mereka.
"Ini sudah 75 tahun Kampar berdiri, tapi fasilitas kesehatan kami tetap jauh. Kami yang tinggal di Hutan Kampar merasa terabaikan, meskipun kami sudah lama menunggu. Kenapa harus menunggu begitu lama untuk sesuatu yang seharusnya sudah kami miliki?" ungkap AW dengan nada kesal dan kecewa.
Masyarakat juga berharap agar siapapun yang terpilih sebagai Bupati Kampar nantinya, dapat mendengarkan suara mereka dan memberikan solusi untuk masalah kesehatan ini. Mereka menginginkan perubahan nyata yang tak lagi mengabaikan kebutuhan dasar warga.
"Sudah saatnya kami tidak perlu lagi jauh-jauh pergi hanya untuk mendapatkan perawatan medis. Semoga Bupati yang terpilih nanti tidak hanya mendengar, tapi juga melihat langsung keadaan kami. Harapan kami untuk puskesmas dan rumah sakit yang lebih dekat harus segera terwujud," tutup AW dengan penuh harap.
Selain masalah layanan kesehatan, infrastruktur jalur kuning yang buruk juga menjadi beban bagi masyarakat Sungai Raja. Salah satu proyek yang hampir terlaksana melalui Instruksi Presiden (Inpres) oleh Ustaz Syahrul Aidi terkendala oleh jembatan Lubuk Agung yang sudah lapuk. Jembatan ini menjadi penghalang utama karena tidak bisa dilalui oleh angkutan tonase besar, seperti angkutan aspal dan teronton.
"Jalan kami masih terhambat. Jembatan yang rusak menjadi penghalang bagi kami. Kami sangat berharap Dewan, Bupati, dan Gubernur Riau turun tangan mengatasi masalah ini," ujar AW dengan rasa frustrasi.
Masyarakat berharap agar pembangunan rumah sakit dan perbaikan infrastruktur bisa segera diwujudkan. Mereka ingin sekali merasakan kemudahan akses dan pelayanan kesehatan yang layak tanpa harus merasa tertinggal dan terabaikan. Harapan untuk masa depan yang lebih baik di Kampar Kiri masih tetap hidup, meski tertunda begitu lama. (MDN)