Rumah Rakyat Boleh Padam, Area Ring I Pekanbaru Bebas Pemadaman Listrik

Rumah Rakyat Boleh Padam, Area Ring I Pekanbaru Bebas Pemadaman Listrik
Rumah Rakyat Boleh Padam, Area Ring I Pekanbaru Bebas Pemadaman Listrik
Pekanbaru, (Riauterbit.com) - PT PLN (Persero) menyatakan area penting atau "Ring I" di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, bebas dari pemadaman listrik karena merupakan tempat pelayanan publik, meski kondisi kelistrikan di daerah itu kini mengalami defisit hingga 60 megawatt.
 
"Di situ ada Telkom, RSUD Arifin Achman, Polda Riau dan perkantoran pemerintahan yang berkaitan dengan pelayanan publik yang perlu kita amankan," kata Kepala PLN Cabang Pekanbaru Agustian di Pekanbaru, Kamis.
 
Area khusus atau "Ring I" tersebut terdapat di pusat kota, seperti di kantor Gubernur Riau di Jalan Jenderal Sudirman, kediaman gubernur di Jalan Diponegoro, serta instansi lainnya di Jalan Gajah Mada dan Jalan Sumatera. Apabila PLN terpaksa mematikan listrik, lanjutnya, maka durasi pemadaman hanya satu jam atau lebih sedikit dibandingkan pelanggan umum yang mengalami pemadaman listrik dua kali sehari dengan total durasi empat jam.
 
"Kalau kita dibilang tak adil, karena rumah dengan pelayanan publik memang berbeda," katanya.
 
Ia mengatakan pihaknya sempat memberlakukan pemadaman secara merata, namun ternyata malah mengganggu operasional RSUD Arifin Achman. "Kami dapat surat komplain dari RSUD Pekanbaru," katanya.
 
Meski begitu, ia mengatakan PLN sedang berupaya untuk menekan durasi pemadaman listrik di pelanggan umum khususnya pada saat beban puncak, biasanya pada pukul 18.00-22.00 WIB.
 
Caranya dengan meminta pelanggan berdaya besar dari sektor bisnis untuk keluar dari sistem kelistrikan PLN dan menggunakan genset sendiri.
 
Ia mengatakan, pelanggan berdaya besar di wilayah PLN Cabang Pekanbaru keseluruhan menggunakan daya sekitar 40-45 megawatt (Mw). Dengan begitu, apabila pelanggan tersebut keluar dari sistem pada beban puncak, maka defisit listrik di Riau bisa berkurang tinggal sekitar 15 Mw. Cara ini pernah diterapkan PLN Riau pada tahun 2013 saat krisis listrik parah waktu itu.
 
"Ini yang sedang kita bahas secara internal, untuk segera mengundang asosiasi pengusaha," kata Agustian.
 
PT PLN (Persero) menyatakan pekatnya asap kebakaran lahan dan hutan memperparah kondisi defisit listrik di Sumatera, khususnya di Riau, karena berdampak buruk pada kemampuan pembangkit listrik dan mengganggu upaya antisipasi penurunan debit air dengan teknologi modifikasi cuaca.
 
Ia mengatakan Riau mengalami defisit listrik mulai 2 September dan makin parah sejak pekan lalu sehingga PLN melakukan pemadan bergilir dua kali sehari dengan total durasi empat jam.
 
Kabut asap membuat gangguan pada filter udara pembangkit listrik di sejumlah daerah. Selain itu, upaya antisipasi terhadap menurunnya debit air di Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang di Kabupaten Kampar, Riau, juga terkendaka karena pesawat untuk modifikasi teknologi cuaca untuk hujan buatan gagal total.
 
Menurut dia, kabut asap yang terjadi saat ini memiliki dampak negatif terhadap pasokan listrik kita karena filter udara untuk keperluan PLTMG (Pemabangkit Listrik Tenaga Mesin Gas) sering kotor sehingga menurunkan daya mampunya.
 
Saat ini PLTMG yang dimiliki oleh PT PLN Wilayah Rau-Kepri ada dua unit yakni di Balai Pungut 170 megawatt (Mw), dan di Teluk Lembu 128 Mw. Dengan kondisi kabut asap  saat  ini tentunya mengganggu dari filter udara PLTMG, akibatnya penurunan daya mampu sebesar 20-25 persen.   
   
Ia mengatakan kondisi defisit kemungkinan baru bisa ditanggulangi pada bulan Oktober, dengan catatan kabut asap sudah bisa ditanggulangi dan terjadi banyak hujan.(juf)

Berita Lainnya

Index