Ucapan yang Lembut

Ucapan yang Lembut

RIAUTERBIT.COM - Suatu ketika, sekelompok orang Yahudi menemui Rasulullah, lalu mengucapkan salam dengan kata-kata buruk, “As-Samu 'alaikum (semoga kematian menimpamu)!”

 

Aisyah yang saat itu bersama beliau mengerti betul maksud ucapan salam orang Yahudi itu. Karena itu, ia membalas salam mereka, "Wa 'alaikum as-samu wa al-la'nah (semoga kematian dan laknat Allah menimpa kalian)!” 

 

Mendengar ucapan Aisyah, Rasulullah berkata, "Tenanglah, wahai Aisyah. Sesungguhnya Allah Mahalembut, dan Dia menyukai kelembutan dalam segala hal.”

 

Aisyah menyahut, “Wahai Rasulullah, tidakkah engkau mendengar apa yang mereka ucapkan?” Beliau menanggapi, “Aku tadi sudah menjawab, 'Wa 'alaikum (untukmu juga)' kepada mereka.” (HR al-Bukhari) 

 

Dalam kehidupan sosial, kita sering kali dihadapkan pada berbagai ragam tindakan atau ucapan orang lain yang terkadang tidak menyenangkan, bahkan menyakitkan. Islam mengajarkan bahwa keburukan harus dibalas dengan kebaikan, dan kekerasan dibalas dengan kelembutan.

 

Ketika Rasulullah berdakwah di Taif, beliau mendapat sambutan buruk dari orang setempat. Bahkan, beliau dilempari batu hingga pelipisnya berdarah. Namun, tidak ada kata-kata buruk, umpatan, dan caci maki dari beliau terhadap mereka. Beliau bahkan mendoakan kebaikan untuk mereka, “Ya Allah, berilah mereka petunjuk, sesungguhnya mereka tidak tahu.” (HR al-Baihaqi). 

 

Saat perjalanan hijrah ke Madinah, Rasulullah dan Abu Bakar diburu oleh seorang Quraisy bernama Suraqah. Ketika jaraknya dengan beliau dan Abu Bakar sudah dekat, bisa diraih dengan pedang, tiba-tiba kaki kuda Suraqah terperosok ke dalam pasir dan Suraqah terpelanting dari atas kudanya. Rasulullah berhenti, kemudian membantu Suraqah berdiri. 

 

Beliau tahu Suraqah ingin menangkapnya, tetapi beliau justru membantunya berdiri. Beliau tidak membalas niat jahat Suraqah dengan keburukan, bahkan ketika itu sangat bisa dilakukan. 

 

Rasulullah selalu mendahulukan sikap lembut dalam menghadapi orang-orang. Beliau mengatakan, "Sesungguhnya kelembutan itu tidaklah ada pada sesuatu kecuali ia akan menghiasinya (dengan kebaikan). Sebaliknya, tidaklah kelembutan dicabut dari sesuatu, melainkan ia akan membuatnya menjadi buruk.” (HR Muslim). 

 

Kelembutan itulah yang membuat dakwah beliau berhasil. Allah berfirman, “Dengan sebab rahmat Allah kamu berlaku lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentu mereka menjauh dari sekelilingmu.” (QS Ali ‘Imran [3]: 159). Wallahu a’lam.(rep)

Berita Lainnya

Index