Sampaikan Pesan Presiden,

Men-LHK Karhutla Harus Ada Solusi Permanen

Men-LHK Karhutla Harus Ada Solusi Permanen

RIAUTERBIT.COM - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Republik Indonesia, Siti Nurbaya berkunjung ke provinsi Riau, Sabtu (17/7/2020). Dalam kunjungannya kali ini, Menteri LHK mengaku untuk mengecek penangangan Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Riau.

"Saya ke Riau secara khusus menemui pak Gubernur dan Kapolda untuk melakukan konfirmasi dalam rangka penyelesaian Karhutla di Riau," kata Siti. Menurut Menteri LHK, upaya pencegahan dan penanganan Karhutla sudah dilakukan sejak tahun 2015 lalu. Dan perintah Presiden Joko Widodo, meminta agar dilakukan upaya pencegahan sebagai solusi permanen terhadap Karhutla.

"Kita tahu persis, pengalaman sejak tahun 2015 hingga tahun lalu, kita sudah punya satgas Karhutla, sistem deteksi dini dan tahun ini juga ada sistem Dasboard Lancang Kuning yang diinisiasi Polda Riau dan sudah berjalan baik," sebutnya. Untuk itu, pihaknya berharap agar upaya pencegahan yang selama ini sudah dilakukan agar bisa dipertahankan agar tidak terjadi Karhutla di Riau yang hingga menyebabkan kabut asap.

"Karena kita tahu, Riau ini punya kekhususan yakni adanya lahan gambut yang cukup luas dan rawan terjadi Karhutla jika tidak dilakukan upaya pencegahan," pintanya. Selain itu, Siti Nurbaya juga mengingatkan kepada semua pihak untuk tetap waspda dan tidak gampang menyebutkan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) sudah tidak ada.


"Kita harus hati-hati mengatakan tidak ada lagi ataupun ada lagi Karhutla, sebab ini alam. Alam itu harus diikuti perilakunya dan yang paling penting adalah diikuti kontrol akibat-akibatnya," ujar Siti. Karena kata Siti, kalau terdapat hotspot (titik panas-red), kemungkinan apinya ada. Namun yang paling penting apinya itu tidak membuat dampak kepada masyarakat.

Karena itu, lanjutnya, sistem operasional seperti deteksi dini sangat diperlukan. Termasuk water bombing dan dashboard dalam menjalankan suatu pengendalian Karhutla. Siti memamparkan, pada bulan Juli hingga Oktober 2020 ini merupaka fase kritis Karhutla di Provinsi Riau. Pihaknya akan melakukan teknik modifikasi cuaca untuk membuat hujan pada Agustus depan.

Menurut Siti, teknik modifikasi cuaca ini memang tetap akan dilanjutkan. Bahkan dia telah meminta tim untuk melakukan modifikasi hujan buatan sambil melihat kondisi di daerah ini yang memasuki musim kemarau. "Saya akan diskusi lagi bersama Kepala BNPB dan melaporkan ke Pak presiden. Paling lambat pertengahan Agustus akan dioperasikan teknik modifikasi cuaca," sebutnya.

Pada kesempatan itu, Siti juga menyampaikan kalau Karhutla di Riau memiliki ciri khas sendiri dengan fase-fase kritisnya. Hal ini yang mendorong pihaknya untuk melakukan pendeteksian dini dengan cara teknik modifikasi cuaca.***(rtc)

Berita Lainnya

Index