Sekelompok Orang yang Menamakan Diri Aliansi Umat Islam Batam Tolak Rizieq Syihab Jadi Imam Besar

Sekelompok Orang yang Menamakan Diri Aliansi Umat Islam Batam Tolak Rizieq Syihab Jadi Imam Besar
Aliansi Umat Islam Kota Batam, Kepulauan Riau, berunjuk rasa di depan gedung DPRD Kota Batam, Kamis, 12 Januari 2016. Mereka menuntut pemerintah tegas terhadap kelompok radikal dan intoleran demi menjaga Pancasila dan persatuan bangsa. (Istimewa)

RIAUTERBIT.COM – Sekelompok orang yang mengatas namakan Aliansi Umat Islam Kota Batam, Kepulauan Riau, menggelar aksi unjuk di depan gedung DPRD Kota Batam. Unjuk rasa digelar terkait bahaya gerakan intoleransi dan radikalisme yang dianggap laten, menggilas keberagaman, serta berpotensi memecah belah bangsa. Mereka juga menolak usulan pemberian gelar imam besar nasional kepada Rizieq Syihab.

"Kami, Aliansi Umat Islam Kota Batam menolak Rizieq Syihab sebagai Imam Besar Umat Islam Indonesia. Dia tidak layak dari sisi keilmuan agama dan rekam jejak serta akhlaqul karimahnya," kata koordinator aksi, Ashari di Kota Batam, Kamis (12/1).

Rizieq Syihab, ujar Azhari, merupakan pimpinan gerakan politik dari kelompok yang berpaham radikal dan intoleran serta mempunyai tujuan menggantikan ideologi Pancasila dengan ideologi lain. Rizieq berbuat seakan-akan menjadi representasi dari keinginan umat Islam di Indonesia.

"Kami yakini, nilai-nilai dari ideologi Pancasila sebenarnya telah menjadi representasi dari ajaran Islam. Mereka atau kelompok tertentu tidak sama sekali mengindahkan keberadaan ormas Islam terbesar di Indonesia, yakni Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdlatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah,” ujarnya.

Dalam aksi tersebut, Aliansi Umat Islam Kota Batam menuntut agar pemerintah segera membubarkan organisasi yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945. Mereka juga dengan tegas menolak semua bentuk klaim pengukuhan Iman Besar Umat Islam Indonesia yang disematkan kepada Rizieq Syihab di Kota Batam dan Kepulauan Riau.

"Kami juga mendukung langkah pemerintah dan penegak hukum untuk segera menutup situs dan akun penebar fitnah, menyebar kebencian, serta propaganda berbau SARA. Akun-akun seperti itu berpotensi menghancurkan keberagaman dan kerukunan umat beragama Indonesia," kata Azhari

Aksi yang berlangsung damai tersebut disambut baik Ketua DPRD Kota Batam Nuryanto. Dia menyatakan akan meneruskan pernyataan sikap peserta aksi kepada pemerintah pusat. Massa membubarkan diri sekitar pukul 12.00 WIB dan melanjutkan dengan shalat berjamaah di Mesjid Raya Batam. (*)

 


Asni Ovier/AO

BeritaSatu.com
 

Berita Lainnya

Index