Advetorial

Kerja Keras Walikota Membuahkan Hasil, Akhirnya Ranperda LAM disetujui DPRD Kota Pekanbaru

Kerja Keras Walikota Membuahkan Hasil, Akhirnya Ranperda LAM disetujui DPRD Kota Pekanbaru
Walikota Pekanbaru , Dr Firdaus, ST.,MT

RIAUTERBIT.COM- Kerja Keras Walikota Pekanbaru Akhirnya membuahkan hasil, DPRD Kota Pekanbaru telah menyetujui pembahasan Ranperda Lembaga Adat Melayu (LAM) menjadi Peraturan Daerah (Perda) yang digelar pada Rapat Paripurna Pertama masa sidang ke satu tahun 2016 dalam acara penyampaian laporan panitia khusus (pansus) terhadap Ranperda Kota Pekanbaru tentang Lembaga Adat Melayu Kota Pekanbaru. Senin (11/01).

Rapat Paripurna pertama masa sidang ke satu dipimpin Ketua DPRD Kota Pekanbaru Syahril yang berlangsung di Balai Payung Sekaki Gedung DPRD Kota Pekanbaru yang dihadiri Forkopimda, pejabat esselon II dan III Kota Pekanbaru.
 
Ranperda LAM disetujui DPRD Kota Pekanbaru



Foto : Wawako menandatangani Ranperda LAM yang telah disetujui DPRD menjadi Perda kepada ketua DPRD Kota Pekanbaru

Setelah disetujuinya menjadi Perda oleh DPRD Kota Pekanbaru, selanjutnya Draf Ranperda Yang sudah disahkan menjadi Perda tersebut ditandatangi oleh Wakil Walikota Pekanbaru Ayat Cahyadi bersama ketua DPRD Kota Pekanbaru Syahril, dan Draf tersebut diserahkan wawako kepada Ketua DPRD Kota Pekanbaru.

Wakil Walikota Pekanbaru Ayat Cahyadi memberikan apresiasi kepada DPRD Kota Pekanbaru yang telah menyetujui pembahasan Ranperda Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Pekanbaru menjadi Peraturan Daerah (Perda) dan selanjutnya akan dilaporkan kepada Gubernur Riau untuk Dilakukan Verifikasi.

Menurut Ayat Cahyadi dengan disetujuinya Ranperda LAM menjadi Perda maka kedepannya sudah dapat  dimaksimalkan kinerja LAM Kota Pekanbaru guna membantu Pemerintah Kota dalam meningkatkan pembangunan diberbagai sektor dan dapat mengayomi masyarakat terutama dibidang budaya dan Lembaga adat karena sudah memiliki payung hukum.

“Budaya melayu pada hakekatnya adalah budaya yang terbuka, budaya yang mampu menyerap nilai-nilai positif budaya luar, tetapi juga mampu menepis masuknya nilai negative yang dapat merusak atau mencemarkan nilai-nilai azasnya yang bersifat islami terutama ditengah generasi muda Bangsa” ujar wawako.

Wawako menambahkan  kearifan budaya yang mampu melihat sesuatu secara jernih, menyebabkan budaya melayu semakin berkembang dan semakin sarat dengan nilai-nilai mulia, semakin kaya dengan wujud, symbol dan falsafahnya.

Mantan anggota DPRD Propinsi Riau ini menilai LAMR telah memberikan kontribusi positif dan telah berhasil menempatkan posisinya dalam “Tali Berpilin Tiga” atau “Tiga Tungku Sejarangan” bersama-sama pemerintah Propinsi Riau dan ulama dalam embangun Riau yang bermarwah dan bermartabat.

Sementara Ketua LAM Kota Pekanbaru Nur Hasyim menjelaskan Perda LAM ini dapat memperkuat upaya Pemko dalam mewujudkan 3 pilar pembangunan Kota Pekanbaru menuju Kota Metropolita yang madani.

“Dengan adanya payung hukum yang baru maka kedepannya LAM Kota Pekanbaru dapat menyusun berbagai program kerja untuk mewujudkan Pekanbaru sebagai  pusat budaya melayu" lanjut Nur Hasyim.

LAM Riau : Sinergitas Madani dan Bertuah

Terkait dengan gonjang ganjing julukan kota Bertuah yang dikaitkan dengan kota madani oleh orang yang mengaku dari kelompok masyarakat, mulai mendapat tanggapan dan penjelasan positif dari tokoh- tokoh di Pekanbaru.

 

 

Foto : Live Di TVRI Jam:16:00 Wib (Kamis 7-1-16), Walikota Pekanbaru, Dr H.Firdaus ST,MT Memaparkan Tentang Konsep Pekanbaru Metropolitan Madani Ke Pada Masarakat Kota Pekanbaru

Seperti tanggapan yang disampaikan oleh Ketua Majelis Kerapatan Adat LAM Riau Nurhasyim bahwa kedua slogan tersebut bisa saja dipakai. "Pekanbaru itu kedua-duanya, selain itu di dalam perda tidak bertentangan dan menjadikan Pekanbaru sebagai pusat kebudayaan Melayu," jelasnya.

Secara resmi lanjutnya, memang tidak ada koordinasi dengan LAM Riau untuk penamaan tersebut, secara substansi Madani dan Bertuah tidak bertentangan dengan nilai budaya Melayu. "Jadi dua-duanya kita tahniah, kecuali kalau mau dijadikan Pekanbaru ini yang bertentangan dengan kebudayaan memang akan kita awasi," lanjutnya.

Ia menambahkan, slogan Pekanbaru Kota Bertuah ini sudah ada sejak jaman Farouq Alwi memerintah Kota Pekanbaru. Memang slogan tersebut pada jaman itu sudah bagus dan dipakai hingga saat ini. "Tapi untuk Madani dan terpaut dengan visi walikota sekarang dan tidak bertentangan kita ucapkan tahniah. Jadi hal tersebut tidak masalah dan Pekanbaru bisa saja jadi dua slogan," lanjut Nurhasyim.

Selain itu, apapun yang menjadi istilah slogan untuk Pekanbaru, harus mempunyai indikatornya terlebih dahulu. Apa indikator dari madani tersebut harus dibuat dan jika hanya sebuah nama bisa saja orang lain juga menamakan Pekanbaru sesuai jargonnya.

"Makanya, madani itu indikatornya seperti apa. Karena kita sudah ada perda, makanya Pekanbaru akan kita minta untuk mendiskusikan hal tersebut," jelasnya lagi. (Adv/Humas Pemko)

 

Berita Lainnya

Index