RIAUTERBIT.COM-Hampir dua tahun, masih banyak para Tenaga Harian Lepas (THL) di Dinas Kesehatan Kabupaten kampar yang belum mendapakan haknya berupa gaji dari Pemerintah Kabupaten kampar yang dalam hal ini dari Dinas Kesehartan Kabupeten Kampar, tentu saja hal ini membuat Yuli Akmal merasa miris, walau telah bekerja selama 2 tahun sejak direkrut, namun hingga kini masih banyak para THL yang belum mendapatkan gaji.
Akmal menilai, bahw hal ini terjadi akbat perekrutan yang tidak transparan dan tidak sedsuai dengan prosedur yang ada. Yuli yang duduk di Komisi II DPRD Kampar yang memang memiliki tupoksi di bidang kesehatan mengakui sudah beberapa kali memanggil Dinas Kesehatan dan pihak terkait untuk menyelesaikan sengkarut yang terjadi, namun tak juga urung mendapatkan solusi.
“Setelah kita telusuri, banyak masalahnya, terutama dari aspek perekrutannya. Hingga kini data berapa jumlah mereka pun masih simpang siur , tak akurat, pihak-pihak terkait sepertinya takut mengungkapkan data yang sebenarnya. Karena diduga rekrutmennya memang bermaslah, diduga ada praktek suap menyuap,” lmbuh Akmal.
Akmal juga mencermati, indikasi dari praktek dugaan korupsi itu dapat dilihat dari tidak meratanya penyebaran para petugas medis di lapangan, untuk daerah seperti perkotaan dan daerah yang dekat dari pusat kota kebaradaan tenaga medisya melimpah bahkan sudah tidak sesuai dengan kebutuhan lagi.
Sementara untuk wilayah-wilayah pelosok seperti Kecamatan Kampar Kiri Hulu justru minim, untuk Kecamatan Koto Kampar Hulu juga minim”kok bisa begitu, apa karena ada kolusi atau bahkan Karena ada korupsi ?,” ujar Akmal Lagi bertanya.
Dari awal kata Akmal, program ini ada karena kebijakan bupati kampar untuk memmberikan layanan 24 jam bagi masyarakat di Puskesmas dan Pustu-Pustu, lalu direkrutlah para medis secara besar besaran, namun sayang, rekrutmen mereka tidak disesuaikan dengan kemampuan keuanngan daerah untuk menggaji mereka.
“Kedepan tidak boleh begitu lagi, jumlah mereka harus sesuai dengan kemampuan keuangan daerah, kan kasihan, mereka bekerja sehari semalam, tapi tak bergaji, itu apa namanyan ?, kemarin aja mareka msih berdemo menuntut hak mereka,” ungkap Akmal balik bertanya.
Selain itu Akmal juga prihatin dengan kondidsi ekonomi kabupaten kampar yang bergantung pada sektor petrtanian, p[erkebunan yaitu sawit kart. Sebagiamna yang dioketahui bbersama, harga jula sawut dan karet beberapa tahun ini menfgalami penturnan, hal ini tentu memvbuat daya beli masyarakat kabupetn kampar menurun drastis. Tentu hakl inbi akan berimasb pada perputaran ekomnomi yang secara langsun telah berimas pada investasi dan bisnis di kabupaten kampar.
Salahsatu nimbas dari terputknya ekonomim kabupaten kampar adalah dengan hengkang bisnis ramayana dari kabupaten kampar baru-baru ini. Secara bisnis, ramayan tidak sanggup lagi untuk menerusjkan bisibi di abngkinag, akibat sepi poengunjung yang disebakan kan oleh merosotnya ekonomi amsyarakat.
“tentu ini pengaruh dari jatuhyna harga jula sawut dan karet, mau tak mau mempengaruhi daya belim amsyarakat kita,” ujar Akaml lagi.
Tambah Akama lagi, harusnya pemerintah kabupaten kampar memberikan kemudahan-kermudahan bagi setiap dunia usaha untuk memeperetahan kan insvesrtasi mereka di kampar, berikan mereka k3mudahan kermudah, bantu mereka lewat kebijakan uyang pro pada dunia usaha. Kan kebaradaan mereka (dunia usaha) di kampar sangat membantu program pemkab dalam memngtsi amsalah pengagguran yang semakin tinggi ini.(JUF)