Menyikapi Impor Beras 500.000 Ton,Tak Cukup Hanya Kritik Tapi Harus Ada Strategi Dan Taktik

Rabu, 17 Januari 2018

Mencuatnya informasi tentang akan adanya impor beras oleh pemerintah sebanyak 500.000 ton akhir bulan ini menimbulkan pertanyaan besar dengan apa yang telah disampaikam oleh Mentri pertanian Andi Amran sulaiman beberapa waktu lalu. Dimama beliau menyampaikan persediaan pangan khususnya beras masih aman. 

Tetapi pada kenyataannya pemerintah akan melakukan IMPOR beras sebanyak 500.000 ton dg alasan sebagai cadangan. Padahal dalam waktu dekat petani kita akan banyak yg akan panen di februari mendatang. 

Ada apa ini? Apakah sudah mempertimbangkan atau tidak berdampak terhadap pada penurunan harga gabah sehingga petani tidak dirugikan.

Ketika kita lihat program dari pemerintah khususnya Kementrian pertanian akhir-akhir ini sudah sangat banyak melakukan cetak sawah baru tetapi belum juga mampu mengimbangi kebutuhan pangam masyarakat indonesia 250 juta jiwa. 

Kalau di tinjau dari kaca mata Agribisnis upaya pemerintah untuk mewujudkan ketahanan pangan sudah baik. Tetapi akan lebih baik lagi jika program cetak sawah di imbangi dengan bantuan bibit unggul dan subsidi pupuk yang lebih optimal dan tepat sasaran karena jika kita analisa ketika program hanya terpaku kepada cetak sawah saja produksi padi tidak meningkat signifikan. 

Akan tegapi jika di baringi dengan subsidi bibit unggul dam pupuk secara optimal dan tepat sasaran maka akan sangat besar pengaruhnya terhadap produksi padi oleh petani yang akan berdampak langsung kepada produksi beras kita. 

Dan akan lebih baik lagi jika di imbangi lagi dengan jaminan HARGA GABAH PETANI maka hal ini akan menjadi motivasi dan semangat besar buat petani untuk mengupayakan hasil panen yg maksimal karena petani tidak lagi takut rugi dg harga gabah karena sudah ada jaminan harga oleh pemerintah disinilah semestinya BULOG mengambil peran. 

Jika sudah demikian maka sudah bisa di pastikan dengan program pemerintah cetak sawah akan berhasil mewujudkan swasembada pangan. Maka kalau sudah bisa demikian maka harga gabah petani akan bisa meningkat dan harga jual eceran di pasar juga bisa menurun karena sudah ada campur tangan BULOG yg mewakili pemerintah.

Dan untuk mewujudkan itu semua kita dari PETANI MUDA RIAU (PEMURI) siap untuk membantu mewujudkan swasembada pangan PEMURI siap menjadi garda terdepan dan tembok paling Akhir untuk ketahanan PANGAN Bangsa ini. 

Karena HUBBUL WATHAN MINAL IMAN cinta bangsa sebagian dari iman. Begitu disampaikan oleh ketua PEMURI Ade putra daulay.S.P yg merupakan Alumni Fakuktas pertanian dan peternakan UIN SUSKA RIAU sedang menyelesaikan study Magister Agribisnisnya di Fakuktas Pertanian Universitas Riau.

Saat ini Pemuri mengambil langkah dan peran melaksanakan beberapa program pertanian sebagai action nyata _Dalam rangka ambil bagian membantu pemerintah mewujudkan swasembada pangan antara lain Budi daya jagung. Cendawan house. 

Cabe rawit 10.000 Batang dg proyeksi panen 10 ton. Terong dan pepaya California serta demplot padi darat. Itulah strategi dan taktik yang dilakukan oleh PEMURI dalam rangka membantu pemerintah mewujudkan swasembada pangan. 

PETANI MUDA RIAU (PEMURI) adalah wadah kaum muda dimana pengurusnya Para sarjana dan calon2 sarjana pertanian. Semua pemuda tidak ada orang tua. Karena kami ingin menjawab tantangan dari Bapak presiden republik Indonesia Bapak Joko widodo mengharapkan para pemuda untuk tambil sebagai petani. 

Maka kami dari PEMURI menjawab harapan dari pak Presiden bahwa sanya masih ada pemuda yang peduli dengan kondisi pangan bangsa ini. Dan Alhamdulillah PEMURI juga sudah Mendapatkan SK dari KEMENKUMHAM sebagai Organisasi yang Sah di Negeri ini. 

Semua kegiatan ini tidak akan bisa berjalan kalau tidak di Bina oleh Bapak Sayed Abu bakar A assegaf selaku Ketua Dewan Pembina PEMURI. 

Penulis : Ade putra daulay.S.P Ketua PETANI MUDA RIAU