Asal Nama Jembatan Leighton Pekanbaru dan Secuil Kisah yang Mengiringinya

Asal Nama Jembatan Leighton Pekanbaru dan Secuil Kisah yang Mengiringinya
Foto Jadul ,Jembatan Lekton / Leton, adalah jembatan tertua dan termegah di Kota Pekanbaru.

RIAUTERBIT.COM - Jembatan Lekton dan ada juga yang menyebutkan jembatan Leton, adalah jembatan tertua dan termegah di Kota Pekanbaru. Jembatan yang pernah menjadi terpanjang di Pulau Sumatera ini dibangun sekira tahun 1973 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 19 April tahun 1977.

Tapi sebenarnya nama jembatan ini adalah Jembatan Sungai Siak atau Jembatan Siak I, kenapa bisa demikian?Nama tersebut mungkin ada kaitannya dengan sejarah jembatan di kota ini. Sebelum adanya Jembatan Lekton yang menjadi jembatan termegah di Pekanbaru, ada jembatan yang menghubungkan antara Rumbai dengan Bombaru, yang populer disebut jembatan ponton.

Jembatan ini berupa perahu besi yang bersambung-sambung sampai seberang. Jembatan ini jika ada kapal hendak lewat, akan diputus sementara dan perahu jembatan ponton dirapatkan ke pinggir sungai. Hanya jam pagi dan sore jembatan dibuka untuk umum. Selanjutnya hanya dibuka untuk keperluan PT Caltex. Maklum, yang punya jembatan PT Caltex Pacific Indonesia.

Setelah itu, dengan adanya kerja sama antara Pemerintah Daerah Riau dengan PT Caltex dibangunlah Jembatan Siak, namun masyarakat Pekanbaru belum tahu namanya ketika pertama kali dibangun.

Kontraktor yang membuat bangunan adalah perusahaan jembatan dari Australia. Ketika itu perusahaan dari Negeri Kangguru tersebut mungkin bermaksud mempromosikan perusahaannya yang masih baru, dibuatlah spanduk besar-besar dengan nama perusahaan: PT LEIGHTON INDONESIA CONSTRUCTION COMPANY, di depan gerbang proyek pembuatan Jembatan Sungai Siak.

Sejak itu, masyarakat Pekanbaru menyangka jembatan baru tersebut bernama Lekton, karena bermiripan dengan nama jembatan lama ponton.

Referensi lain menyebut, masyarakat Pekanbaru lebih akrab menyebut Jembatan Siak I sebagai Jembatan Leton. Leton pelafalan simpel dari ”Leighton”. Ada pula yang menyebutnya Jembatan Caltex karena pihak yang membiayai adalah Caltex (sekarang bernama Chevron), perusahaan minyak asal AS yang mengeksplorasi minyak di Rumbai dan Minas.

Sampai sekira tahun 1984, PT Caltex menyadari kesalahan nama jembatan yang diketahui masyarakat sehingga menyosialisasikan kembali nama Jembatan Sungai Siak kepada masyarakat.

Mat Kodak

Berkat keberadaan jembatan ini, kehidupan masyarakat sekitar juga ikut ”hidup”. Pada 1980-an, beberapa tukang cukur ala Madura menghuni kolong jembatan bersama tukang foto keliling yang saat itu dijuluki ”Mat Kodak”.

Jasa foto keliling laris dimanfaatkan warga yang menikmati panorama sore hari dengan duduk-duduk di area sekitar jembatan. Para pengunjung dari luar daerah juga kerap berfoto dengan latar belakang Jembatan Siak I sebagai bukti pernah berkunjung ke Pekanbaru.

Memasuki 1990-an, giliran pedagang jagung bakar yang meramaikan sisi kanan dan kiri di bawah jembatan. Penjual mebel mendirikan kios-kios panggung di atas rawa-rawa. Jalan Raya Rumbai yang menjadi jalur transportasi utama bagi karyawan Chevron, mayoritas saat itu adalah kaum ekspatriat, dianggap sebagai jalur ekonomis untuk berjualan furnitur dari rotan.

Beberapa tahun kemudian, bantaran sungai sekitar jembatan dirapikan. Giliran pedagang kaki lima jenis makanan yang memanfaatkan seperti penjual nasi goreng, sate, dan bakso. Lapak mereka baru buka setelah pukul 18.00 dan tutup pukul 24.00. ***

Sumber : potretnews.com

Berita Lainnya

Index