Perbedaan Jumlah Titik Panas Tahun 2014 dan 2015 Menurut Citra Satelit

Perbedaan Jumlah Titik Panas Tahun 2014 dan 2015 Menurut Citra Satelit

RIAUTERBIT.COM - Asap akibat kebakaran lahan dan hutan masih menyiksa masyarakat di sejumlah wilayah. Titik panas disebut masih fluktuatif sehingga belum bisa dikatakan padam total.

"Titik panas hari ini bertambah di Sumatera Selatan. Tapi gini ya, hotspot itu sebenarnya indikasi untuk kita melakukan operasi. Tapi kalau saya ini tetap dijadikan pegangan. Memang dijadikan pedoman untuk operasinya. Jadi memang fluktuatif ya karena secara total itu yang di bulan September masuk ke Oktober itu sudah 71 persen ke atas, 72 persen. Kan waktu Juli masih 40-an ya, Agustus jadi 58, 61, 68. Sekarang sudah 69, 72 angkanya rata-rata," tutur Menteri LHK Siti Nurbaya di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Selasa (6/10/2015).

Tetapi rupanya jumlah titik panas seluruh Indonesia per tanggal 5 Oktober 2015 lebih sedikit dari tahun sebelumnya di tanggal yang sama. Secara total per tanggal 1-5 Oktober untuk tahun 2014 dan 2015 juga ada perbedaan.

Menurut keterangan tertulis dari Kementerian LHK dari hasil monitoring hotspot Satelit NOAA 18 di Riau pada tanggal 5 Oktober 2014 tak terdapat titik panas, sedangkan pada tahun 2015 ada 2 titik. Di Jambi pada tahun 2014 juga tak terdapat titik api sementara tahun ini ada 11, tetapi di Kalimantan Selatan tahun 2014 ada 10 titik panas sementara tahun ini tak ada titik panas.

Secara keseluruhan di seluruh wilayah Indonesia pada 5 Oktober 2014 terdapat 117 titik panas, sedangkan tahun 2015 terdapat 86 titik panas. Kemudian pada tanggal 1-5 Oktober 2014 secara kumulatif di Indonesia terdapat 25.601 titik panas, sedangkan tahun 2015 ada 17.357 titik panas.

"Jadi memang fluktuatif sekali, jadi memang tidak bisa dibilang standar bagus atau jelek karena yang namanya asap mau banyak atau sedikit titik apinya tetap saja masyarakat tidak akan merasa nyaman. Yang bisa dilakukan, yang kami sudah lakukan adalah airnya itu dicampur dengan flame freeze namanya. Jadi ada campuran air yang waktu disiramkan dicampur sehingga asapnya langsung freeze (beku)," ujar Siti. (bpn/dhn/dtk)

Berita Lainnya

Index