Krisis Listrik Kian Parah, Malam Ini Separuh Kota Pekanbaru Padam

Krisis Listrik Kian Parah, Malam Ini Separuh Kota Pekanbaru Padam
ilustrasi

RIAUTERBIT.COM- Krisis listrik kian parah di saat jutaan masyarakat  Riau terpapar asap. Malam ini, separuh kota Pekanbaru padam listrik.Sudah 18 tahun rakyat di Riau menderita karena asap imbas kebakaran lahan. Sepanjang itu jugalah, rakyat juga menderita soal pemadaman bergilir. Tidak ada perubahan kedua kasus tersebut sepanjang tahun.

Krisis listrik di Riau kini kian parah. Sebelumnya pemadaman bergilir hanya 4 hari sekali. Kini, dua pekan terakhir pemadaman terjadi saban hari dengan durasi 4 jam.

Di saat beban puncak, lebih dari separoh rumah penduduk Pekanbaru malam ini padam. Pemadaman bergilir di mulai sejak pukul 18.00 WIB. akan terus berlangsung hingga pukul 00.00 WIB. Pemadaman itu secara bergiliran ke seluruh pelanggannya.

Masing-masing kecamatan yang ada, akan digilir pemadaman selama dua jam dengan tenggat waktu yang berbeda.

"Sudahlah dikepung asap, listrik pun mati. Sekarang tiap hari listrik mati,  tidak siang, tidak malam, sama saja," keluh Abdul Hadi (35) warga Kecamatan Tampan, Pekanbaru.

Hadi merasa jengkel jika sudah listrik padam malam hari. Anaknya yang bungsu usia 3 bulan akan rewel karena keadaan rumah menjadi panas.

"Hajap kita kalau sudah listrik padam malam hari. Anak pun rewel, minta dikipasin terus. Heran kita lihat PLN ini, kenapa tidak ada upayan sejak dulu untuk menambah pembangkit," keluh Hadi.

Tak hanya itu saja. Pemadaman bergilir ini telah membuat macet parah di Jl Soekarno Hatta dengan Soebrantas di Kecamatan Tampan. Kemacetan di jalur paling padat di Pekanbaru ini akibat traffic Light padam.

Manager PLN Pekanbaru, Agustian menyebutkan pemadaman bergilir terpaksa dilakukan karena devisit daya sampai 30 MW saat beban puncak di Pekanbaru. Ini disebabkan, karena adanya pembangkit ada  yang mengalami kerusakan.

"Kita sudah meminta pihak pengelola mal agar saat beban puncak keluar dari jaringan PLN. Ini salah satu upaya kita dalam mencari solusi saat beban puncak," kata Agustian. (dtk)

Berita Lainnya

Index