LPPM: Biogas Kampar Bisa Untuk Kendaraan

LPPM: Biogas Kampar Bisa Untuk Kendaraan
Rumah Tangga Mandiri Pangan dan Energi (RTMPE) di Desa Kubang Jaya

Pekanbaru, (Riauterbit.com) - Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Riau menyatakan biogas hasil pengelolaan kotoran sapi yang diprogramkan Pemerintah Kabupaten Kampar bisa dikembangkan untuk bahan bakar kendaraan.



"Motor dan mobil ke depan bisa menggunakan bahan bakar biogas. Kalau ada yang lebih efisien kenapa tidak dilakukan dan dikembangkan saja," kata Dahliyusmanto, dosen sekaligus peneliti  LPPM Universitas Riau saat berkunjung ke lahan percontohan Rumah Tangga Mandiri Pangan dan Energi (RTMPE) di Desa Kubang Jaya, Siak Hulu, Kampar, Kamis sore.

Ia mengatakan, sebelumnya telah mendengar adanya program unggulan di Kampar yang mengembangkan pengelolaan limbah sapi menjadi berbagai produk untuk meningkatkan perekonomian masyarakat secara massal.


Salah satunya adalah Program RTMPE, demikian Dahliyusmanto, sempat doketahui ketika Bupati Jefry Noer menjadi pembicara utama di kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan beberapa waktu lalu.

"Maka kemudian kami tertarik untuk melihatnya secara langsung. Saya pikir baru sekedar wacana, ternyata sudah dijalankan dan hasilnya begitu menggiurkan, kalah gaji dosen," katanya.

Ketika berkunjung ke lahan percontohan RTMPE, Dahliyusmanto ditemani oleh seorang dosen juga di UR yakni Jahrizal, dengan juga didampingi Bupati Kampar Jefry Noer.

Dalam kunjungan itu, kedua dosen UR tersebut diajak berkeliling oleh bupati untuk melihat kawasan Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) yang di dalamnya juga terdapat lahan percontohan RTMPE.

Jefry Noer juga mengajak kedua tamu tersebut untuk menikmati hidangan mie rebus yang dimasak bupati menggunakan kompor berbahan bakar biogas, juga hasil pengolahan kotoran enam ekor sapi di kawasan RTMPE.

"Ini program jelas, nyata yang potensial. Sekarang biogas masih untuk bahan bakar memasak, kedepan dijadikan bahan bakar kendaraan. Ini mungkin," katanya.

Bupati Jefry Noer mengatakan, ide program tersebut sebelumnya tidak banyak dimengerti oleh berbagai kalangan, bahkan staf di pemerintahan dearah.

"Padahal ini adalah jalan keberhasilan yang saya buka untuk membuat masyarakat miskin menjadi kaya raya," katanya.

RTMPE merupakan program terbaru Pemda Kampar tidak hanya untuk menekan kemiskinan, namun juga menekan pengangguran dan rumah kumuh.

Program ini adalah upaya pengelolaan lahan hanya seluas 1.000 meter persegi namun sudah daoat untuk memenuhi kebutuhan tiap rumah tangga. Di dalam lahan tersebut, masyarakat diajarkan untuk memelihara enam ekor sapi yang kemudian kotorannya diolah menjadi biogas, pupuk berat dan pupuk cair.

Pupuk tersebut kemudian digunakan untuk menyuburkan berbagai jenis tanaman sayuran yang juga berada di lahan RTMPE seperti cabai, bawang dan lainnya. Lebihnya dapat dijual untuk menambahk pemasukan keluarga.

Selain itu, dilahan RTMPE Jefry juga mengajarkan masyarakat untuk membudidayakan ikan lele yang 50 persen sumber bakannya juga didapat dari hasil olahan kotoran berat sapi.

Kemudian disarankan juga, keluarga RTMPE untuk beternak 100 ekor ayam alpu yang dikawinkan dengan 10 ekor pejantan jenis bangkok. Hal itu agar telurnya bisa ditetaskan hingga menambah pemasukan keluarga.

Jefry menjelaskan, lewat program ini, masyarakat per keluarga bisa mendapatkan uang mencapai Rp10 juta hingga Rp25 juta setiap bulannya. Dan yang terpenting, tidak akan terpengaruh dengan gejolak ekonomi yang akhir-akhir ini sangat terasa.

"Mau masak tinggal ambil cabai dan bawang merah dan telur atau daging ayam di pekarangan RTMPE. Kompor menggunakan biogas, dan listrik juga menggunakan biogas. Tinggal beli beras dan garam sama minyak goreng saja," katanya.(adv/hms/kampar/juf)
 

Berita Lainnya

Index