Ragukan Klaim Presiden Jokowi, Pakar Sebut Kasus Covid-19 Akan Lama

Ragukan Klaim Presiden Jokowi, Pakar Sebut Kasus Covid-19 Akan Lama

RIAUTERBIT.COM - Para epidemiolog menilai kasus Covid-19 di Indonesia akan berlangsung lama mengingat kemudahan penularaannya di tengah kerumunan. Klaim Presiden Joko Widodo soal puncak pandemi Virus Corona pada Agutus-September pun dikritisi.

Ahli Epidemiologi Molekular dari Ahlina Institute Tifauzia Tyassuma menilai laju penularan kasus pandemi Covid-19 di Indonesia saat ini masih perlahan.

"Berdasarkan analisis, sejak Maret itu baru pemanasan saja, ini corona di Indonesia baru gas tipis-tipis. Mungkin kecepatannya baru 10 km/jam. makanya kita siap-siap bila itu di gasnya akan maksimal," kata dia, dalam acara Serasehan Kebangsaan Pergerakan Indonesia Maju (PIM) secara virtual, Kamis (16/7). 

Tifauzia lantas mempertanyakan data yang dimiliki Jokowi terkait prediksi puncak penularan corona di Indonesia terjadi pada Bulan September. 

Dia memprediksi bahwa wabah corona di Indonesia justru akan berlangsung lama, sekitar 2 tahun, layaknya wabah Flu Spanyol yang pernah menyerang Indonesia pada tahun 1918 silam.

"Dan 2 tahun itu kita akan mengalami sekian kali naik-turun grafik," kata Tifauzia.

Melihat hal itu, Tifauzia menyarankan agar pemerintah bisa menjadikan penelitian terkait penanganan wabah Flu Spanyol di Indonesia sebagai pegangan untuk penanganan corona.

Ia menyatakan pelbagai manuskrip seputar penanganan Flu Spanyol masih bisa ditemukan di pelbagai literatur Indonesia. 

"Manuskripnya lengkap untuk dipakai merefleksikan jadi data base line. Untuk melakukan tindakan, baik prevention, treatment dan prediksi apa yang terjadi," kata dia. 

Di tempat yang sama, Epidemiolog dari Universitas Indonesia Pandu Riono juga memprediksi pandemi Covid-19 akan berlangsung sangat panjang.

"Pandemi ini kalau kita amati itu akan sangat panjang, panjang sekali, tidak tahun ini, tidak tahun depan, tidak tahun depan lagi, kata dia. 

Pandu memandang pandemi ini terbilang sulit ditanggulangi karena kemudahan penularan dari satu orang ke orang lain. Terlebih lagi, penularan tersebut akan sangat mudah terjadi bila ada kerumuman orang banyak. 

"Kalau ada kerumunan orang, ada interaksi manusia. Makanya solusi yang celat dan biasanya berhasil adalah lockdown atau pembatasan sosial berskala besar," kata dia. 

Melihat hal itu, Pandu meminta agar penanganan Covid-19 tak bisa lagi ditangani oleh lembaga/institusi yang sifatnya sementara atau ad hoc. Ia meminta agar dilakukan negara yang sesuai tugas dan fungsinya. 

"Bila BNPB terlibat ya BNPB, tapi pelaksanannya, pelaksanannya BNPB enggak Presiden, siapa yang melaksanakan? ya menteri-menteri," kata Pandu

Sebelumnya, Jokowi memprediksi puncak Covid-19 terjadi pada Agustus-September. 

"Kalau melihat angka-angka memang nanti perkiraan puncaknya ada di Agustus atau September, perkiraan terakhir. Tapi kalau kita tidak melakukan sesuatu, ya bisa angkanya berbeda," ujar dia, dalam pertemuan dengan media, Senin (13/7).(ckc)

Berita Lainnya

Index