Jokowi: Sejak Awal Kita tak Pernah Tutupi Masalah Corona

Jokowi: Sejak Awal Kita tak Pernah Tutupi Masalah Corona

RIAUTERBIT.COM -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajarannya agar benar-benar menerapkan komunikasi terbuka mengenai penanganan pandemi Covid-19.
Presiden meminta Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, dan instansi lain yang terkait untuk transparan menyampaikan seluruh data dan informasi kepada masyarakat.

"Mengenai komunikasi yang terbuka. Sistem, data, dan informasi yang terbuka kepada semua pihak. Jangan ada yang menganggap-anggap lagi kita ini menutup-nutupi. Tidak ada sejak awal kita ingin menutup-nutupi masalah yang ada," jelas Presiden Jokowi dalam pembukaan rapat terbatas, Senin (20/4).

Presiden tidak menjelaskan lebih rinci apa yang ia maksud dengan data dan informasi penanganan Covid-19 tersebut. Namun pemerintah memang sempat dikritik mengenai transparansi data mengenai jumlah dan sebaran pasien positif Covid-19.

Sejumlah pihak mempertanyakan keakuratan angka pasien positif Covid-19 yang disampaikan pemerintah. Jumlah pemakaman dengan protokol Covid-19 yang dilakukan di DKI Jakarta juga jauh lebih tinggi ketimbang jumlah pasien konfirmasi positif yang meninggal dunia.

Per Senin (6/4) lalu misalnya, Pemprov DKI Jakarta mencatatkan ada 639 jenazah yang dimakamkan dengan prosedur khusus.

Padahal saat itu, angka kematian pasien positif Covid-19 di Jakarta baru tercatat 126 orang. Kondisi ini memunculkan dugaan ada banyak kasus positif Covid-19 yang sebenarnya jauh lebih tinggi namun pasien meninggal sebelum hasil tes keluar.

Terkait transparansi data ini, pemerintah juga baru mulai merilis jumlah orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) sejak Rabu (15/4) lalu. Sebelumnya, kondisi dan jumlah ODP dan PDP tidak dibagikan pemerintah kepada publik. Per Ahad (19/4) kemarin, jumlah ODP di Indonesia sebanyak 178.883 orang dan PDP sebanyak 15.646 orang.(rep)

Berita Lainnya

Index