Airbus akan Kembali Berproduksi Secara Parsial

Airbus akan Kembali Berproduksi Secara Parsial

PARIS -- Produsen pesawat komersial berbasis Toulouse, Prancis, Airbus, mengonfirmasi hanya akan memproduksi pesawat secara parsial ketika pabrik-pabrik di Prancis dan Spanyol kembali dibuka. Diketahui, daerah tersebut memutuskan melakukan lockdown untuk menghambat penyebaran virus corona (Covid-19).

Seperti dilansir Reuters, Senin (23/3), produksi Airbus akan berlaku kembali namun dengan kecepatan lebih lambat dibandingkan biasanya. Pernyatan ini disampaikan serikat buruh Airbus di Prancis pada Sabtu (21/3).

Dalam sebuah pernyataan resmi pada Ahad (22/3) malam, Airbus mengatakan rencananya untuk melanjutkan produksi dan perakitan secara parsial di Prancis dan Spanyol mulai Senin. Kegiatan dilanjutkan setelah pemeriksaan kesehatan dan keselamatan.

Prancis dan Spanyol menjadi tuan rumah bagi beberapa jalur perakitan Airbus untuk sipil maupun militer dan bagian-bagian manufaktur yang dibutuhkan untuk operasional Airbus di beberapa negara. Khususnya untuk Inggris dan Jerman, dan sebagian lainnya untuk dilanjutkan perakitan di Amerika Serikat dan China.

Airbus memastikan, proses produksi dilanjutkan ketika perusahaan sudah aman untuk melakukannya. Sampai saat ini, perusahaan masih enggan menyebutkan seberapa besar dampak Covid-19 terhadap penurunan produksi.

Konfederasi umum tenaga kerja di Prancis (CGT) mengkritik langkah Airbus. Menurutnya, melanjutkan produksi di masa sekarang hanya akan menempatkan para pekerja dalam risiko penularan Covid-19 yang sangat tinggi. CGT menyatakan, pekerja harus diberi izin untuk memutuskan sendiri apakah mereka akan kembali bekerja atau tidak.

Dalam pernyataannya, Airbus mengatakan telah melakukan hal-hal yang dibutuhkan untuk memastikan kesehatan dan keselamatan karyawan sembari mengamankan keberlanjutan bisnis.

Tidak hanya Airbus, upaya melanjutkan produksi sudah digaunkan oleh beberapa pemasok pada pekan lalu. Mereka melakukan pembersihan terhadap bahan baku. Tapi, ada kekhawatiran mengenai kekurangan rantai pasok yang dapat mengganggu produksi lagi.

Sementara itu, pesaing Airbus dari AS, Boeing, juga sudah mulai mengarah pada penghentian sementara di pabrik-pabrik jet twin-aisle. Kegiatan ini disampaikan oleh sejumlah pihak yang memahami masalah tersebut kepada Reuters, pekan lalu.(rep)

Berita Lainnya

Index