Italia, Negara yang Kini Sunyi Akibat Karantina

Italia, Negara yang Kini Sunyi Akibat Karantina
Foto Internet

RIAUTERBIT.COM - Keputusan Pemerintah Italia menutup bagian utara dan sebagaian uenggara negaranya telah diambil. Keputusan yang dikeluarkan Ahad pagi waktu setempat itu menjadikan upaya karantina massa terbesar di luar China. Daerah Lombardy dan 14 provinsi lainnya kini dalam kondisi karantina, termasuk kawasan wisata seperti Milan dan Venesia.


Agenda yang melibatkan publik dalam jumlah besar, seperti sekolah, kampus, dan acara olahraga, ataupun kegiatan publik lain termasuk kegiatan keagamaan, dilarang dilakukan. Mereka yang tak menaati aturan, yakni kebijakan karantina hingga 3 April, diancam penjara tiga bulan dan denda 206 euro atau Rp 3,4 juta.


Dikutip dari CNN, Senin (9/3), PM Italia Giuseppe Conte mengatakan, sudah ada kewajiban bagi warga Italia untuk menghindari pergerakan manusia dalam jumlah besar. "Di area yang dikarantina, keluar rumah hanya bisa dilakukan untuk pekerjaan yang penting dan alasan kesehatan," katanya.


Giuseppe Conte mengatakan, kebijakan yang telah diambilnya akan menimbulkan pengorbanan. "Pengorbanannya mungkin kecil, mungkin sangat besar. Namun, ini adalah waktu bagi kita untuk melakukan tanggung jawab. Kami harus memahami kalau semua di sini harus mengambil langkah yang dibutuhkan."


Larangan sementara bagi kegiatan publik berlaku tidak hanya di kawasan yang dikarantina. Di seluruh Italia telah dilarang kegiatan di bioskop, museum, dan arena olahraga. Sekolah disetop sampai 15 Maret. Bar, restoran, dan toko meminta pengunjungnya menjaga jarak hingga satu meter antara satu sama lain.


Jumlah kasus virus corona di Italia melonjak 25 persen dalam periode 24 jam menjadi 7.375, sementara kematian naik 57 persen menjadi 366 orang. Jumlah tersebut merupakan peningkatan harian terbesar sejak penularan terjadi di negara itu pada 21 Februari. Angka kematian akibat corona di Italia juga kini tercatat nomor dua terbanyak di dunia setelah China.


Kebingungan menyebar setelah karantina diumumkan. Penduduk dan turis dari Venesia hingga Milan berusaha mencari tahu bagaimana dan kapan langkah-langkah baru akan berlaku. Para wisatawan bahkan berdesakan di kereta agar bisa meninggalkan wilayah tersebut segera. Pemberlakuan karantina hingga 3 April sehingga banyak orang, panik terutama wisatawan yang khawatir terkunci di wilayah tersebut. Padahal, Kementerian Transportasi telah menyatakan turis di wilayah itu, termasuk yang dari luar negeri, bebas untuk pulang ke tempat asalnya.


Pemerintah pun menyatakan bandara dan stasiun kereta api tetap terbuka. Wisatawan masih bisa menggunakan transportasi publik untuk mengondisikan perjalanan mereka selama karantina berlangsung. Gubernur Lombardy Attilio Fontana berusaha menenangkan publik, termasuk warganya. Sebagai kepala kota utama di utara, dia mengimbau agar warga tidak melakukan penimbunan barang dan tidak akan terjadi kondisi yang mengancam.


Kekacauan meletus beberapa jam sebelum PM Italia Giuseppe Conte menandatangani dekret yang mengarantina 16 juta orang atau hampir seperempat penduduk Italia. Tersiar kabar tentang karantina yang direncanakan sehingga warga telah panik terlebih dahulu. Peraturan tersebut membuat orang tidak boleh masuk atau meninggalkan Lombardy serta 14 provinsi di empat wilayah lain, termasuk Kota Venesia, Modena, Parma, Piacenza, Reggio Emilia, dan Rimini. Hanya orang-orang dengan pekerjaan atau masalah kesehatan yang masuk zona pengecualian.


"Kami menghadapi keadaan darurat nasional. Kami memilih dari awal untuk mengambil garis kebenaran dan transparansi dan sekarang kami bergerak dengan kejernihan dan keberanian, dengan keteguhan dan tekad," kata Conte dikutip dari AP.


Kementerian Luar Negeri RI mengatakan, hingga saat ini belum ada warga negara Indonesia (WNI) yang terinfeksi virus corona baru atau Covid-19 di wilayah yang dikarantina di Italia Utara. "Secara umum para WNI tetap tenang dan memutuskan tinggal di rumah sesuai ketentuan otoritas setempat," demikian keterangan resmi Kemenlu RI.


Menurut Kemenlu, suplai bahan pangan sehari-hari masih terjamin. KBRI Roma juga telah menyusun panduan langkah kontingensi dan menetapkan nomor hotline Covid-19 serta menyampaikan imbauan langkah-langkah pencegahan.


Saat ini tercatat terdapat 1.239 WNI yang tinggal dan menetap di berbagai wilayah yang kini dikarantina. KBRI Roma telah dan terus berkoordinasi dengan otoritas setempat. KBRI pun menjalin komunikasi dan koordinasi dengan para WNI di wilayah tersebut, termasuk melalui berbagai koordinator wilayah masyarakat Indonesia.

 

"Masyarakat Indonesia di Italia Utara diimbau agar tetap tenang, mengambil langkah-langkah pencegahan, serta mengikuti aturan yang ditetapkan otoritas kesehatan setempat, dan terus memantau informasi yang disampaikan KBRI Roma," kata Kemenlu dalam pernyataanya.(rep)

Berita Lainnya

Index