Erick Ancam Copot Direksi Garuda

Erick Ancam Copot Direksi Garuda

RIAUTERBIT.COM -- Kasus muatan mesin motor mewah dan sepeda lipat di perut pesawat Garuda berbuntut panjang. Menteri BUMN Erick Thohir siap memberikan sanksi tegas jika ada pihak-pihak yang terbukti terlibat menyelundupkan onderdil motor Harley Davidson dan sepeda Brompton menggunakan pesawat Garuda Indonesia. Ia menegaskan tak akan segan mencopot direksi Garuda.



Erick menyerahkan sepenuhnya kasus tersebut kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan. “Biarkan Bea Cukai melihat ada-tidak kasus-kasus yang benar-benar seperti yang dilaporkan. Nah, kalau benar (ada), ya, harus dicopot,” kata Erick seusai menerima penghargaan pada acara Marketeer Award dari Mark Plus di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Rabu (4/12).



Erick pun berpesan kepada pihak-pihak yang merasa terlibat untuk mengundurkan diri. Menurut dia, langkah itu lebih etis daripada dikeluarkan setelah terbukti bersalah. “Sebelum ketahuan lebih baik mengundurkan diri, seperti samurai Jepang. Tapi, kalau memang benar bersalah, ya. Kita juga mesti ada praduga tak bersalah," kata dia.


Erick mengaku belum ada rencana melakukan perombakan jajaran direksi Garuda Indonesia setelah mencuatnya kasus tersebut. Namun, ia menyebut kemungkinan perombakan tetap ada. Saat ini, Erick menunggu terlebih dahulu hasil investigasi yang dilakukan Ditjen Bea dan Cukai.



"Saya kira Ibu Sri Mulyani (menteri keuangan) sudah menginstruksikan kepada Dirjen Bea Cukai untuk melihat setransparan mungkin dan beliau akan turun langsung. Saya tinggal menunggu," kata dia lagi.


Erick kemudian mengingatkan kepada jajaran direksi 142 BUMN untuk memegang teguh tiga hal dalam memimpin perusahaan pelat merah. Pertama, kata dia, harus memiliki akhlak yang baik. "Karena ini amanah. Mereka kan putra-putri terbaik. Ketika diberikan kesempatan untuk memimpin, ya, akhlaknya harus baik."


Selain akhlak, pegawai atau pejabat perusahaan BUMN mesti memiliki loyalitas tinggi kepada pemerintah, khususnya kepada Presiden Joko Widodo. "Saya tidak perlu orang pintar, yang penting bisa solid bekerja sama, gotong-royong, supaya semua pintar,” ucap dia.

 

Barang pribadi


Ditjen Bea dan Cukai memastikan sudah memeriksa sarana pengangkut pada pesawat Garuda Indonesia nomor penerbangan GA9721 tipe Airbus A330-900 seri Neo yang membawa komponen motor Harley Davidson dan sepeda lipat merek Brompton. Pemeriksaan dilakukan langsung saat pesawat tiba di hanggar PT GMF di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, dari pabrik Airbus di Prancis pada Ahad (17/11).


Direktur Kepabeanan Internasional dan Antarlembaga Ditjen Bea Cukai Kemenkeu Syarif Hidayat mengatakan, pemeriksaan sesuai dengan salah satu pola pengawasan Bea Cukai Soekarno-Hatta. Dari pemeriksaan, petugas menemukan beberapa koper bagasi penumpang dan 18 boks warna cokelat di lambung pesawat. "Keseluruhannya memiliki claim tag sebagai bagasi penumpang," kata Syarif.


Ditjen Bea Cukai sudah memeriksa koper itu dan menemukan barang-barang keperluan pribadi. Namun, pihak Ditjen Bea dan Cukai juga menemukan 15 koli claim tag atas nama SAW berisikan onderdil motor Harley Davidson bekas dengan kondisi terurai. Selain itu, ada tiga koli claim tag atas nama LS berisi dua unit sepeda Brompton kondisi baru beserta aksesori sepeda.


LS dan SAW ditegaskan merupakan penumpang dari pesawat GA9721 tersebut. Syarif mengatakan, saat ini pihaknya sedang melakukan penelitian lebih lanjut. "Terutama terhadap pihak ground handling dan penumpang yang bersangkutan," tutur dia.


Selain penemuan 18 boks itu, Bea Cukai Soekarno-Hatta tidak menemukan pelanggaran kepabeanan di bagian kabin dan penumpang pesawat. Selain itu, tidak ada barang kargo lain.


Pesawat GA9721 tipe Airbus A330-900 seri Neo tercatat mengangkut 10 orang kru dan 22 orang penumpang. Pendaratan pesawat dilakukan di hanggar PT GMF sesuai permohonan izin yang disampaikan PT Garuda Indonesia kepada Bea Cukai Soekarno-Hatta.

 

Pendaratan dilakukan khusus untuk keperluan seremoni karena pesawat tersebut bertipe baru dan belum pernah dimiliki/dioperasikan PT Garuda Indonesia sebelumnya. Dalam permohonan izin yang disampaikan, PT Garuda Indonesia juga meminta kepada Bea Cukai untuk melakukan proses kegiatan pemeriksaan kepabeanan saat pesawat tiba.


Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kemenkeu Heru Pambudi pada Selasa (3/12) mengatakan, pihaknya akan melakukan investigasi mengenai dugaan penyelundupan komponen sepeda motor Harley Davidson yang diangkut dengan pesawat baru Garuda Indonesia. Setidaknya, butuh waktu lebih dari satu hari untuk menyelesaikan proses investigasi.


Ia berjanji bakal melakukan konferensi pers apabila proses investigasi sudah rampung. "Dalam waktu satu sampai dua hari lagi (investigasi selesai)," ujarnya. Heru enggan menjelaskan detail proses investigasi tersebut. Ia hanya menyebutkan, penyelidikan juga melibatkan pihak berwenang terkait lainnya.

 

Menteri Keuangan Sri Mulyani memastikan, pihaknya sudah mengantisipasi penyelundupan dengan berbagai upaya. Terbaru, Kemenkeu bekerja sama dengan pihak Singapura untuk menekan tingkat penyelundupan antarkedua negara. Namun, modus dan percobaan penyelundupan sulit dihentikan. "Karena pekerjaan mereka, ya, memang menyelundupkan. Ketika kita meningkatkan kewaspadaan, mereka akan lebih canggih," kata Sri.


Sri mengakui, modus penyelundupan kerap terjadi. Metode yang digunakan pun bervariasi dan terus mengikuti perkembangan zaman maupun regulasi. Misalnya, melalui jasa titipan (jastip) dengan komoditas lebih kecil yang tengah menjadi tren dan sudah ditindak oleh Kemenkeu melalui Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.


Sri menekankan, apabila ada orang yang memang ingin terlihat kaya dengan membeli kendaraan mewah di luar negeri, sepatutnya mereka menempuh jalur tepat. Salah satunya dengan membayar bea masuk. "Orang kaya kalau mau terlihat kaya, jangan nanggung. Ya bayar pajak benaran," kata mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu.


VP Corporate Secretary Garuda Indonesia M Ikhsan Rosan mengatakan akan mematuhi aturan kepabeanan yang berlaku. Dia menjelaskan, pesawat yang mengangkut onderdil Harley Davidson terbang dari Prancis dengan seluruh petugas. Saat pesawat tiba, kata Ikhsan, petugas bea cukai dan imigrasi juga hadir. "Karena kan GMF itu kawasan berikat, ya. Jadi, seluruh perangkat kepabeanan internasional ada di situ," kata Ikhsan, Selasa (3/12).


Ikhsan memastikan, Garuda sudah melaporkan mengenai kedatangan pesawat tersebut. Jadi, saat pesawat tiba, kata Ikhsan, petugas juga melakukan declare terhadap seluruh barang bawaan penumpang yang menjadi undangan peresmian serah terima pesawat. "Bukan penumpang umum yang bayar tiket. Itu tim, tamu, diundang acara serah terima acara di sana, bukan penumpang biasa," tutur Ikhsan.



Setelah melakukan declare, pemeriksaan barang dilakukan dan petugas menemukan suku cadang motor Harley Davidson tersebut. "Jadi, itu harus mendapatkan perlakuan khusus karena dia harus membayar bea masuk tergantung situasinya. Kalau dia barang bekas atau apa, tidak boleh masuk, harus diekspor lagi," ujar Ikhsan.



Untuk itu, Ikhsan menegaskan, Garuda tetap akan patuh terhadap apa yang disampaikan Ditjen Bea dan Cukai. Dia memastikan, karyawan Garuda Indonesia siap melakukan apa yang diinstruksikan Ditjen Bea dan Cukai. n novita intan/adinda pruyanka, rahayu subekti.(rep)

Berita Lainnya

Index