Asosiasi Televisi Nasional Diharapkan Fokus ke Isu Industri Penyiaran Modern

Asosiasi Televisi Nasional Diharapkan Fokus ke Isu Industri Penyiaran Modern

RIAUTERBIT.COM - Anggota Asosiasi Televisi Nasional Indonesia (ATVNI), Dedi Risnanto, menilai perdebatan antara penggunaan single mux atau multi mux bukan menjadi masalah utama dalam RUU Penyiaran.

Hal itu ia sampaikan pada diskusi publik bertajuk “Polemik Pengelolaan Televisi Digital dalam RUU Penyiaran” di Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Serpong, Senin (6/11/2017).

“Ngapain kita berantem masalah single mux atau multi mux? Ke depan pasar kita ini (industri penyiaran modern). Kita serahkan semuanya kepada kebijakan pemerintah mengenai single mux atau multi mux,” ujar Dedi.

Menurutnya, industri televisi harus mulai fokus kepada kompetisi dengan munculnya industri penyiaran modern. Hal itu disebabkan karena industri modern tersebut mulai menggeser keberadaan industri televisi konvensional saat ini.

Tak hanya itu, konten juga menjadi sorotan utama dalam dunia penyiaran. Baginya, harga konten saat ini mulai semakin murah. Ia mencontohkan Pewdiepie dan Ria SW yang memiliki konten sederhana namun memiliki viewers yang banyak.

“Ini (video pewdiepie) benar-benar tidak mengikuti kaidah-kaidah bagaimana penyiaran yang efektif. Teknik pengambilan gambar dan sisi pengambilan gambar tidak diperhatikan sama sekali,” katanya.

Selain itu, ia memaparkan salah satu solusi untuk menyiasati agar media berkolaborasi dengan media baru tersebut. Menurutnya, televisi tidak dapat berjalan melalui satu saluran saja. Untuk itu, perlu adanya pemanfaatan teknologi yang sekarang sudah berkembang.

Hal berbeda diungkapkan Ketua Umum Asosiasi Televisi Lokal Indonesia (ATVLI), Santoso. Menurutnya, pemilik media harus fokus kepada media yang dimiliki dan berinovasi.

“Media harus yakin dan berinovasi bahwa kita harus eksis. Contohnya seperti radio, dulu orang banyak meragukannya tapi sampai sekarang tetap masih eksis,”tuturnya.(kpc)

Berita Lainnya

Index