Advetorial

Pemkab Kampar Bangun Kemintraan TNI-Masyarakat Hingga Desa

Pemkab Kampar Bangun Kemintraan TNI-Masyarakat Hingga Desa
Brigjen TNI Nurendi selaku Komandan Korem 031/Wirabima dalam kunjungan perdananya ke Kabupaten Kampar, langsung disambut Bupati Kampar H Jefry Noer di Balai Bupati Kampar Bangkinang, Jum'at (22/5/15) sore.

BANGKINANG,(RiauTerbit.com)- Pemerintah Kabupaten Kampar Provinsi Riau telah menggerakkan biosis atau kehidupan masyarakat menuju ketahanan pangan nasional seperti yang diinginkan atau dicita-citakan pimpinan negara dengan target tiga tahun ke depan, kata Danrem 031/Wirabima Brigjen TNI Nurendi.

Foto: Danrem 031/Wirabima Brigjen TNI Nurendi mengambil sample pakan sapi dari pelepah kelapa sawit yang telah diolah menggunakan mesin super blander saat berkunjung ke kawasan P4S Karya Nyata, Siak Hulu, Kampar, Sabtu (23/5).

 

"Inilah yang kemudian dinamakan simbiosis, dimana antara kehidupan masyarakat dan lingkungannya dapat sejalan dan saling memenuhi kebutuhan hidup sehingga bukan mustahil tiga tahun mendatang Indonesia akan mandiri pangan dan energi," kata Danrem Brigjen TNI Nurendi kepada pers di Siak Hulu, Kampar, Sabtu (23/5).

Ketika itu, Brigjen Nurendi yang didampingi sejumlah pimpinan TNI daerah dan Bupati Kampar Jefry Noer menyoroti berbagai program pelatihan yang dilaksanakan di kawasan Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Karya Nyata Kampar.

Menurut dia, semuanya dilakukan dengan komplit di kawasan P4S, pelatihan keterampilan diberikan untuk semua kalangan, mulai dari ibu-ibu rumah tangga dengan keterampilan menjahit, serta kalangan kepala rumah tangga dan lainnya di bidang pertanian, peternakan dan perikanan.

Nurendi paling menyoroti Program Rumah Tangga Mandiri Pangan dan Energi (RTMPE) yang dianggap memiliki siklus kehidupan yang jelas dan nyata memberikan dampak positif untuk pertumbuhan perekonomian keluarga secara merata.

Program RTMPE merupakan program unggulan Pemda Kabupaten Kampar untuk mencapai Tiga Zero, Kampar yang bebas dari kemiskinan, pengangguran dan rumah kumuh.

Program tersebut merupakan program pemanfaatan lahan sempit, dengan luas hanya seribu meter persegi, masyarakat diajarkan memelihara enam ekor sapi, 50 ekor ayam petelur, menanam berbagai jenis sayuran dan membangun rumah jamur.

Rincinya, di lahan seluas itu, masyarakat diajarkan untuk mengelola kotoran sapi menjadi biogas untuk memenuhi kebutuhan energi, muai dari penerangan hingga memasak dan lainnya. Tidak harus ketergantungan dengan listrik PLN yang sejauh ini terus mengalami defisit.

Kemudian dari urine sapi tersebut, masyarakat juga diajarkan untuk memprosesnya menjadi pupuk berkualitas tinggi yang dapat dipasarkan ke sejumlah perusahaan yang ada di daerah ini.

Selanjutnya untuk kotoran beras hasil penyaringan biogas, juga dipergunakan untuk dijadikan pupuk tanaman pertanian seperti bawang merah, cabai dan berbagai jenis sayuran lainnya.

Masyarakat juga diajarkan untuk menciptakan pakan sapi dengan mengelola pelepah kelapa sawit yang berlimpah di Kampar. Prosesnya menggunakan mesin super blander yang nantinya akan dibagikan per desa dan dikelola secara swadaya.

Selain itu, juga ada pemeliharaan ayam petelur yang nantinya mendatangkan pemasukan hingga jutaan rupiah. Ayam-ayam tersebut kemudian dikembangkan dengan dikawinkan dengan jantan bangkok sehingga dapat dijual sebagai ayam potong dengan harga mahal.

"Belum lagi hasil pertanian, rumah jamur dan lainnya. Kemudian sapi yang juga akan dikembangkan lewat kawin suntik sehingga menjadi investasi masa depan yang jelas. Perbulan, masyarakat RTMPE akan menghasilan paling sedikit Rp10 juta, bahkan bisa mencapai Rp25 juta," katanya.

Menurut Danrem 031/Wirabima Brigjen TNI Nurendi, program RTMPE merupakan program yang menjadi mata rantai kehidupan dan tentunya akan memicu meningkatkan perekonomian masyarakat secara merata.

Kemudian, lanjut dia, program ini juga akan mempercepat tercapainya swasembada pangan hingga cita-cita ketahanan pangan nasional akan segera terwujud.

"Syaratnya, program ini harus juga dilakukan di berbagai daerah di Riau, Sumatera maupun secara nasional. Pemerintah Pusat harus mengetahui program ini dan harus mendorongnya agar sukses dan menjadi pusat percontohan," katanya.

Kampar Bangun Kemitraan TNI-Masyarakat Hingga Pelosok Desa

Pemerintah Kabupaten Kampar Provinsi Riau membantu dalam membangun kemitraan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan masyarakat sehingga kedepan citra pelindung negara itu dapat lebih baik dan menjadi idola berbagai kalangan.

"Caranya, Badan Pembina Desa (Babinsa) harus merupakan orang-orang yang memiliki pengalaman segala bidang, memberikan bimbingan kepada masyarakat untuk segala sektor khususnya pertanian," kata Bupati Kampar Jefry Noer kepada pers di Siak Hulu, Kampar, Minggu siang.

Jefry menjelaskan, jika Babinsa sudah demikian, tentu akan menjadi panutan bagi masyarakat, dia tidak lagi dikenal sekedar alat negara, namun juga menjadi idola bagi berbagai kalangan masyarakat di pedesaan.


"Sampai pada akhirnya, anak-anak jika ditanya jika besar akan menjadi apa? mereka akan menjawab; Babinsa!," kata Jefry Noer yang akrab disapa JN.

JN mengatakan, pihaknya juga berjanji untuk membantu sepenuhnya mewujudkan Babinsa Idola, pasukan yang begitu dekat dengan masyarakat, membantu membangun karakter hingga akhirnya terwujud cita-cita negara di berbagai sektor.

"Jika visi dan misi sudah satu, ketahanan pangan akan terwujud. Tidak lagi negara ini ketergantungan dengan hasil atau produk pertanian asing yang berpotensi mengancam perekonomian nasional," katanya.

Danrem 031/Wirabima Brigjen TNI Nurendi sebelumnya mengatakan pihaknya sangat berterimakasih atas dukungan penuh yang diberikan Pemda Kampar untuk mewujudkan Babinsa Idola.

"Kalau semua kepala daerah seperti ini, tentu segala cita-cita negara akan dapat terwujud dengan capat," katanya.

Terpentinga saat ini, lanjut dia, seperti yang diinstruksikan oleh kepala negara, bahwa tiga tahun kedepan ketahanan pangan harus tercapai.

"Begitu kuatnya keinginan kepala negara, sehingga Menteri Pertanian diberikan amanah besar. Jika tidak mampu bahkan diminta untuk mengundurkan diri. Hal itu tentunya memiliki alasan kuat," katanya.

Alasannya, demikian Nurendi, karena ketahanan pangan sangatlah penting untuk mendukung peningkatan perekonomian nasional.

"Jika kondisi ketahanan pangan negara lemah, maka negara ini bisa diatur bahkan mudah untuk diintervensi oleh nagara lain. Maka sepantasnya ini menjadi sorotan dan harus segera diwujudkan. Dan para Babinsa yang ada di tiap desa, saya perintahkan untuk membantu mewujudkan ketahanan pangan di masing-masing daerah," katanya. (Adv/hms/kampar)

Berita Lainnya

Index