PELUANG PENINGKATAN SEKTOR PERIKANAN DAN KELAUTAN PROVINSI RIAU

PELUANG PENINGKATAN SEKTOR PERIKANAN DAN KELAUTAN PROVINSI RIAU
Gubri Arsyadjuliandi Rahamn tinjau pelabuhan tempat pelelangan ikan TPI di Dumai

RIAUTERBIT.COM –  Provinsi Riau telah dikenal sejak dahulu sebagai daerah penghasil ikan di Indonesia bahkan sampai ke tingkat dunia.

Pada tahun 1928  surat kabar De Indische Mercuur memberitakan bahwa Bagansiapi-api merupakan Kota Penghasil Ikan terbesar kedua di dunia setelah Kota Bergen, Norwegia, dengan hasil tangkapan ikan sebesar 150.000 ton/ tahun yang diekspor dalam bentuk ikan segar, udang, ikan asin dan terasi ke berbagai Negara.

Landasan hukum pengelolaan perikanan yang berkelanjutan antara lain adalah :

1.UUD 1945, Pasal 33 yang menyatakan bahwa tanah, air dan kekayaan yang terkandung didalamnya digunakan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan rakyat.

2.Konvensi Hukum Laut Internasional (United nation Convention of Law of The Sea – UNCLOS) tahun 1982 pasal 61 yang menaytakan Negara Pantai berkewajiban diantaranya ; memastikan tidak terjadi exploitasi yang berlebihan terhadap sumberdaya perikanan, menjamin msy, memjaga agar jangan terjadi akibat negative dari cara penagnkapan tertentu terhadap jenis –jenis kehidupan laut lainya, dan sebagainya

3.UU No. 31 tahun 2004 tentang perikanan, pasal 6 ayat 1 menyatakan pengelolaan sumberdaya perikanan diwilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia dilakukan untuk tercapinya manfaat yang optimal dan berkelanjutan, serta terjaminnya kelestarian sumberdaya ikan.

Dan masihh banyak regulasi yang menjadi acuan untuk mengelola perikanan dan kelautan Dinegara yang kita cintai ini.

Pada tahun 2013 potensi dan tingkat pemanfaatan sumberdaya perikanan Provinsi Riau  di perairan umum berpotensi 14.232 ton yang telah dimanfaatkan sekitar 15.999.7 ton berarti sudah melebihi potensi yang ada.

Untuk Kolam potensinya sekitar 14.000 ha lahan yang tersedia yang baru diamanfaatkan sekitar 2.827.5 ha saja yang baru dimanfaatkan, sedangkan untuk tambak dari sekitar 20.000 ha laahn tambak yang baru dimanfaatkan sekitar 428.9 ha saja dan terakhir potensi keramba sekitar 16.400 ha yang baru dimanfaatkan hanya 75.5 ha.

 

Gubri Arsyadjuliandi Rahman tinjau pelabuhan tempat pelelangan ikan TPI di Dumai



Gubri Bersama Deputi Kementrian Kelautan & Perikanan RI Tinjau Pelabuhan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Dumai Dumai – Gubernur Riau H Arsyadjuliandi Rachman Bersama Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Kelautan Perikanan RI Rifki Hardiyanto ke Dumai untuk melihat potensi perikanan serta Pelabuhan Tempat Pelelangan Ikan TPI di Dumai.

Pada Peninjauan ini turut juga hadir mendampingi Wakil Walikota Dumai, Kadis Perikanan dan Kelautan Prov Riau serta Satker Terkait. Dumai memiliki potensi Fasilitas kelautan dan perikanan yang dibangun dengan APBD Pemprov Riau harus dikembangkan agar dapat mendatangkan dan meningkatkan pendapatan asli daerah, ujar Gubri.

Gubri mengatakan bahwa Gedung Terminal Agri Bisnis di Kelurahan Purnama dan Balai Latihan Kerja dapat digunakan untuk pengembangan potensi sektor perikanan dan kelautan.

Potensi lain yang dimiliki Dumai adalah laboratorium yang bisa dikembangkan dan difungsikan sehingga bermanfaat serta menjadi salah satu sumber pendapatan non Migas Dumai. Kepala Badan Pengembangan SDM KKP Rifki Hardiyanto mengatakan bahwa kunjungan ke Dumai kali ini dalam rangka untuk meninjau Potensi Daerah serta sarana Prasarana Pendukung Perikanan. Hal ini dikarenakan Dumai termasuk salah satu wilayah pesisir Pantai Timur Sumatera yang ada di Provinsi Riau.

Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mendampingi kunjungan kerja Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Kelautan Perikanan RI Rifki Hardiyanto ke Dumai untuk melihat potensi perikanan.

Gubri mengatakan, aset Pemprov Riau di Dumai yaitu Gedung Terminal Agri Bisnis di Kelurahan Purnama dan Balai Latihan Kerja dapat digunakan untuk pengembangan potensi sektor perikanan dan kelautan.

Selain itu, Dumai juga memiliki potensi lain yaitu laboratorium yang bisa dikembangkan dan difungsikan, namun harus ada inovasi yang bisa bermanfaat dan menjadi sumber pendapatan.

“Fasilitas kelautan dan perikanan yang dibangun dengan APBD Pemprov Riau harus dikembangkan agar dapat mendatangkan pendapatan asli daerah karena Dumai memiliki potensi,” kata Gubri kepada pers, Rabu.

Sementara, Kepala Badan Pengembangan SDM KKP Rifki Hardiyanto menyebutkan, kunker ke Dumai dalam rangka untuk meninjau kondisi daerah dan potensi perikanan karena Dumai termasuk satu wilayah pesisir yang luas di Pantai Timur Sumatera.

“Kita ingin lihat seperti apa potensi perikanan di Kota Dumai,” kata Rifki.

Sedangkan, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Dumai Syafrizal menilai kunker pejabat KKP untuk melihat lokasi dan potensi perikanan karena direncanakan dibangun Politeknik Perikanan Riau.

Karena itu pihaknya sangat mendukung wacana pendirian Politeknik Perikanan Riau itu karena pengembangan potensi kelautan Dumai butuh sumber daya manusia terampil untuk dioptimalkan pada budidaya ikan air payau dan air tawar serta produksi tangkap ikan oleh nelayan.

“Letak geografis dan potensi perikanan Dumai sangat layak jadi lokasi politeknik perikanan karena memang pengembangan butuh sumber daya manusia terampil,” kata Syafrizal.

Menurut dia, selain aset Terminal Agro Bisnis dan Gedung BLK, potensi kelautan lain dimiliki Dumai juga bisa jadi pendukung pendirian sekolah tinggi perikanan tersebut, yaitu keberadaan pelabuhan barang dan penumpang.

Menurut data dari Dinas Perikanan Provinsi Riau pada tahun 2014 menunjukan nilai produksi perikanan tercata 4.760,75 Milyar rupiah lebih atau mengalami kenaikan dari tahun 2013 sebesar 2.982,49 Milyar rupiah.

Kedepan dengan potensi sumber daya alam yang berlimpah di laut ini nantinya diharapkan Provinsi Riau akan kembali berjaya menjadi produsen dan pengeksopor ikan terbesar dunia nantinya. (adv/hms/riau)

 

Berita Lainnya

Index