Kekurangan Air, Waduk PLTA Koto Panjang Terancam Lumpuh

Kekurangan Air, Waduk PLTA Koto Panjang Terancam Lumpuh
Danau PLTA Koto Panjang

RIAUTERBIT.COM- Kemarau panjang mulai mengancam aktivitas Waduk PLTA Koto Panjang. Kekeringan menyebabkan tinggi elevasi permukaan air waduk terus mengalami penurunan.

Waduk bakal lumpuh jika tinggi elevasi permukaan air turun atau surut hingga 1,5 meter di atas permukaan laut (mdpl) lagi.

Manajer Pusat Listrik Unit PLTA Koto Panjang, Bayu Tuk Windriyo mengungkapkan, hingga Selasa (30/8/2016), tinggi permukaan air tercatat hanya tinggal 75 mdpl.

Dimana, batas minimum tinggi permukaan air agar dapat memutar turbin pada angka 73,5 mdpl. "Batas minimum 73,5 mdpl. 1,5 meter lagi. (Waduk) bakal berhenti beroperasi," kata Bayu, Selasa siang.

Ia menjelaskan, tren penurunan volume air waduk sudah berlangsung sejak sekitar tiga bulan belakangan.

Bayu mencatat, rata-rata penurunan tinggi permukaan air waduk 16 sentimeter per hari. Ini artinya, tak lebih dari setengah bulan lagi, waduk akan lumpuh jika permukaan air terus mengalami penurunan.

Kini, kata Bayu, hanya ada satu unit turbin yang beroperasi dengan produksi listrik paling minim. Padahal, waduk ini memiliki tiga unit turbin. "Satu turbin itu hanya menghasilkan (listrik) 18 megawatt. Kalau idealnya, (produksi listrik) 18-25 megawatt. Maksimalnya 34 megawatt," ujarnya.

Kondisi Hutan Kritis Jadi Penyebab Volume Waduk PLTA Koto Panjang Tidak Stabil

Manajer Pusat Listrik Unit PLTA Koto Panjang Bayu Tuk Windriyo mengemukakan volume air Waduk PLTA Koto Panjang tidak stabil.

Hal ini disebabkan oleh kondisi hutan di sekitar waduk sudah kritis. Alihfungsi hutan menjadi lahan perkebunan dari daerah hulu menjadi penyebabnya. Sehingga, hutan sebagai daerah tangkapan atau catchman area yang berfungsi menyimpan air tidak maksimal lagi.

"Seperti inilah. Hujan, (air) cepat meluber. Kalau kemarau, cepat keringnya. Karna kondisi hutannya," jelas Bayu, Selasa (30/8/2016).

Bayu mengatakan, pihaknya belum menerima informasi bahwa di daerah hulu belum turun hujan. Ini menyebabkan debit air dari sungai ke waduk (inflow) sangat minim.

Menurut Bayu, saat ini, nilai inflow berada di bawah 100 meter kubik per detik.

"Tadi pagi (Selasa), sampai 64,74 meter kubit per second. Paling rendah," ujarnya.

Volume inflow jauh di bawah batas normal. Sebelumnya Bayu menyebutkan, volume inflow idealnya 300 sampai 500 meter kubik per detik. (riter/tribun)

Berita Lainnya

Index