UIN Suska Berduka, "Kami Sangat Merasa Kehilangan"

UIN Suska Berduka,
Kampus UIN Suska Pekanbaru

RIAUTERBIT.COM - Tidak pernah terpikirkan di benak Supri dan Atik pasangan suami istri, warga Dusun Menggala IV Wonosari, Desa Sekeladi, Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rokan Hilir. Bahwa mereka akan menerima kenyataan anak tertuanya Ayunda Sri Winarti telah pergi meninggalkan mereka untuk selama-lamanya.
 
Menurut penuturan Indra, salah seorang kerabat dekat almarhumah. Sosok Ayunda di tengah-tengah keluarga sangat baik, ramah dan sangat loyal terhadap keluarga. Sejak bersekolah di salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) di Baganbatu, Kecamatan Bagansinembah, sulung dari tiga bersaudara ini harus berpisah tempat tinggal dari Supri dan Atik kedua orangtuanya. Berhubung ia tinggal di rumah neneknya di Bagansinembah.
 
“Kami sangat merasa kehilangan sekali dengan pergi (meninggalnya) dik Win, padahal sudah sejak satu bulan yang lalu ada perasaan kangen ingin ketemu,” aku Indra.
 
Indra mengaku, ia dengan almarhumah Ayunda sangat dekat sejak mereka kecil, hanya saja karena usia dan juga kesibukan masing-masing mereka harus berpisah untuk menukangi kegiatan masing-masing.
 
“Sebulan yang lalu ingin ketemu, tapi karena dia (Ayunda) sedang tugas kuliah, aku rasa ya nantilah sewaktu dia pesta nikah baru saya datang dan ketemu,” tutur Indra lagi.
 
Seperti yang diketahui Ayunda Sri Winarti yang sampai akhir hayatnya masih tercatat sebagai salah satu civitas akademika di Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim dan sedang melaksanakan tugas Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kecamatan Rupat Utara, Kabupaten Bengkalis. Tidak disangka Ayunda harus menemui mautnya di pantai Beting Aceh, Kecamatan Rupat Utara.
 
Seperti yang diketahui oleh pihak keluarga kata Indra, Ayunda bersama 13 teman sesama KKN lainnya, sedang melakukan tugas penghijauan dengan menanam pohon di salah satu bagian pantai Beting Aceh itu. Setelah melakukan tugas menanam bibit pohon tersebut, bersama rekan-rekannya Ayunda ikut serta bermain pasir di bibir pantai, tidak disangka ketika air laut pasang Ayunda tak bisa berenang ke daratan lagi.
 
“Informasi yang kami terima memang dia tenggelam, habis itu dibantu teman laki-lakinya untuk berenang, tapi ya begitu mereka berdua akhirnya hanyut dan dua jam kemudian baru ditemukan,” kata Indra lagi.
 
Diantar oleh keluarga dan ratusan pelayat yang mendatangi rumah almarhumah Ayunda, tampak warga desa dan juga rekan kampus Ayunda dengan wajah sedih mengantar almarhumah Ayunda Sri Winarti ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Wonosari Desa Sekeladi, Kecamatan Tanah Putih, wajah tangis hampir menghiasi para pelayat pada hari itu, terlebih lagi pada wajah ke Supri dan Atik yang diketahui terus tidak sadarkan diri karena pingsan.
 
UIN Suska Berduka
Dua mahasiswa UIN Suska yang tewas tenggelam di sungai ternyata mahasiswa yang sedang mengerjakan Kuliah Kerja Nyata (KKN).
 
Menurut M Soleh, selaku alumni Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi angkatan 2009, sangat menyanyangkan atas musibah yang menimpa 2 mahasiswa tersebut.
 
Dikatakannya, bahwa hal tersebut bukan kali ini saja. Akan tetapi, beberapa waktu lalu ada juga mahasiswa yang tenggelam di sungai di Kabupaten Kuansing pada saat pelaksanaan KKN. Hal ini tentunya menimbulkan duka mendalam bagi keluarga, teman, serta pihak universitas juga.
 
Ia berharap kepada mahasiswa yang melaksakan KKN harus menjaga  diri dan juga menjaga nama baik almamater. “Patuhi norma-norma yang ada di tempat lokasi KKN, dan juga kegiatan KKN tersebut bukan kegiatan rekreaksi,” ujarnya.
 
Ditambahkannya, bagi pihak universitas dalam memberikan pembekalan kepada mahasiswa yang akan berangkat melaksakan KKN menekankan agar menjaga perbuatan, dan sikap di lokasi KKN.
 
“Sekali lagi saya sebagai alumni UIN turut berduka cita atas musibah yang menimpa mahasiswa UIN pada pelaksanaan kegiatan akademisi. Semoga amal ibadahnya diterima oleh sang khalik,” ujarnya.(pbmx.co)

Berita Lainnya

Index