Kamparikom, Anjing Penjaga Dan Gadis Kecil Penjual Jambu

Kamparikom, Anjing Penjaga Dan Gadis Kecil Penjual Jambu
Ilustrasi

Kamparikom, anda masih ingat tentang cerita yang hampir saja tak berujung itu ? Ya, Kamparikom dulu sempat menjadi harapan besar bagi masyarakat Kampar petani ikan, terutama petani ikan patin yang potensinya amat luar biasa di Kabupaten Kampar.

 

Kini, lokasi Kamparikom itu hanya hamparan tanah lapang yang tak satupun bangunan berdiri di sana.

 

Beberapa waktu lalu, saya mampir ke lokasi Kamparikom. Serasa bak mimpi di siang bolong, proyek ini  sempat menina bobokkan para petani ikan air tawar Kampar dengan harapan produksi ikan mereka akan ditampung dan diolah dengan teknologi yang maju sehingga akan meninggkatkan harga jual ikan petani, secara otomatis akan berimbas pula pada perbaikan ekonomi  mereka.

 

Kini setelah beberapa tahun sejak mulai pencanangannya, Kamparikom telah lenyap bersama asap yang setiap tahun menghampiri negeri kita. Para “pembual’ Kamparikom pun telah lenyap tak tahu rimbanya, mereka hilang tanpa "dosa".

 

Ketika saya menjejakkan kaki di lokasi bekas kamparikom  di Kecamatan Kampar, Kamis (10/9). Tak ada apapun di hamparan luas itu, hanya ada kerikil-kerikil kecil, pasir-pasir putih dan seekor anjing tua penjaga lokasi dan lahan itu dengan setia, memang begitulah karakter anjing penjaga, setia sampai mati.

 

Anjing penjaga Kamparikom sesekali menyalak saat saya mulai memasuki kawasan itu, seolah dia ingin berkata,"jangan kamu memasuki kawasan ini, di sini tak ada apa-apa !  Gonggongannya juga saya maknai dengan pertanyaan, “Kemana orang-orang yang katanya akan membuka pabrik pengalengan ikan berkualitas ekspor di sini ? padahal, saya sebagai anjing tempatan menyambut baik investasi perikanan yang secara tak langsung akan bisa dinikmati oleh kami anjing-anjing lokal di sini ," tanya anjing itu secara tersirat.

 

Kamparikom, katanya proyek senilai 16 milyar lebih, namun hingga kini proyek besar itu tak ada kelanjutan, uang sebanyak itu mestinya bisa bermanfaat untuk masyarakat Kampar, tapi sayang, beribu kali sayang, rencana proyek raksasa itu hilang tanpa happy ending. Apakah hanyut bersama aliran sungai Kampar yang mengalir di samping lokasi Kamparikom ? Ataukah uang senilai 16 milyar lebih itu sudah menguap bersama asap ? Ntahlah..saya pun tak habis pikir.

 

Setelah melihat-lihat sekeliling lahan Kamparikom, azan magrib pun berkumandang, tak jauh dari sana berdiri dengan gagah masjid Ar Rahmah. Masjid gagah nan megah ini banyak disinggahi para musafir saat waktu sholat lima waktu tiba. Di masjid ini, nurani saya kembali terenyuh, tatkala melihat gadis kecil umur 10 tahun berjibaku melawan getirnya hidup dengan menjual tiga kantong plastik jambu air, satu kantong plastik ia hargai hanya Rp. 5000, saja.

 

Gadis kecil itu terlihat telah lelah berjualan hingga malam hari. wajah polos nan lugunya cukup memberi tanda bahwa ia amat lelah tidak kepalang. Namun seorang  teman saya yang prihatin melihat kondisi sang bocah nan malang itu bertekad membantunya dengan memborong tiga kantong plastik jambu dagangannya. Benar saja, usai sholat, ia langsung menunaikan nazarnya, dengan memborong jambu dagangan gadis kecil nan malang itu.

 

Sebuah ironi menyayat hati, gadis kecil nan malang berjuang melawan kejamnya kehidupan dengan tertatih menjual jambu yang tak seberapa, demi sesuap nasi. Tak seberapa jauh dari rumah sang gadis kecil, ada lahan cikal bakal proyek besar yang katanya menghabiskan dana hingga 16 milyar, namun sayang, proyek Kamparikom hingga saat ini tak ada kelanjutan tak tahu apa penyebabnya, yang jelas mega proyek Kamparikom tak terealisasi hingga kini.

 

Jika asumsi-asumsi ini benar ? Sungguh nista perbuatan mereka. Di tengah sulitnya kehidupan masyarakat saat ini. Oh Tuhan.. berikan reski berlimpah pada gadis kecil nan begitu malang. Lalu tunjukkan kuasa Mu jika ada mereka-mereka berbuat tidak baik sehingga mega proyek 16 milyar  tak pernah terwujud. Padahal para petani ikan air tawar Kabupaten Kampar sudah terlanjur berharap pada proyek besar ini. (Sifa Fitriadi)

 

Berita Lainnya

Index