Pemprov Riau Gencar Promosikan Wisata Bono Ke Mancanegara

Pemprov Riau Gencar Promosikan Wisata Bono Ke Mancanegara
Pesona Ombak Bono

RIAUTERBIT.COM-Upaya Pemerintah Provinsi Riau melalui Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) menggali potensi wisata terus dimaksimalkan. Seperti destinasi wisata Bono yang terus diminati wisatawan dunia.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Riau Fahmizal di Pekanbaru. Ia optimis, potensi wisata Bono yang baru saja memecahkan rekor dunia tersebut dapat menjadi nilai tambah pariwisata Riau.

"Kita terus mencari potensi-potensi wisata daerah. Seperti potensi wisata Bono akan terus kita gali dan kembangkan gaungnya sampai ke nasional bahkan ke tingkat dunia" imbuhnya.

Mantan Direktur Keuangan RSUD Arifin Achmad itu juga mengungkapkan, komitmen itu tidak dapat maksimal tanpa sinergitas instansi terkait. Untuk itu, sinergitas dan bekerja sama dengan instansi terkait di kabupaten, provinsi bahkan sampai ke tingkat nasional terus dimaksimalkan.

Sementara, Kepala Bidang Pemasaran Afriati menambahkan, langkah promosi potensi destinasi wisata terus dimaksimalkan. Ia mengharapkan, dukungan dari pihak-pihak terkait dalam 'menjual' potensi tersebut ke wisatawan.

Ia juga menerangkan, dalam waktu dekat akan datang kembali peselancar dunia yang siap menjajal keistimewaan ombak Bono. Sehingga dunia dapat semakin mengetahui potensi wisata yang ada di Riau.

Pecahkan Rekor Dunia

Tiga peselancar Australia akhirnya sukses memecahkan rekor dunia beselancar di Ombak Bono, Sungai Kampar, Pelalawan, pada 9-12 Maret 2016 lalu. Ganasnya ombak Bono, satu-satunya muara sungai yang bisa dijadikan surfing itu berhasil ditaklukkan dengan excellent.

Hasilnya, Bono Tujuh Hantu (The Bono Seven Ghosts) semakin dicintai turis-turis bule yang hobi adventure. Bono Tujuh Hantu benar-benar sukses menjerat rindu sang tamu. Ya, nama Gelombang Bono di Pelalawan, Riau, kembali mendunia.



Tak hanya satu rekor dunia yang dipecahkan di sana. Ternyata, ada dua rekor yang berhasil pecah sekaligus. Peselancar dari Inggris, Prancis, Brasil dan Amerika Serikat, Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam, dibuat terpesona karenanya.

“Banyak wisman terkesan dengan aksi surfer Australia. Rekor individualnya dipecahkan James Cotton. Dia berhasil surfing selama 1,2 jam dengan jarak tempuh 172 km. Catatan ini mematahkan rekor sebelumnya atas nama Steve King dari Inggris dengan catatan 12,23 km” terang Kepala Disparekraf Riau Fahmizal.

Di Pelalawan, Riau, rekor surfing dunia tim juga berhasil terpecahkan. Kolaborasi James Cotton (40) dengan seorang pengacara, Roger Gamble (40) dan seorang bankir Zig van Sluys (40) menghasilkan jarak surfing sejauh 37,2 km. Rekor ini dipecahkan dalam waktu 1 jam 5 menit. Rekor ini mampu dipecahkan di atas gelombang tujuh lapis.

Ketinggian gelombang saat rekor dipecahkan berada di kisaran 2,7 meter – 3,5 meter. Saat rekor dunia tercipta, Cotton dan timnya Rip Curl menggunakan sebuah stop watch yang diletakkan di tangan. Stop watch itu terhubung dengan global positioning system (GPS) yang menunjukkan bahwa mereka sudah menempuh jarak selancar sesuai alur merah pada GPS.‎

“Cotton sangat senang dengan Gelombang Bono di Pelalawan. Tanpa ombak Bono yang panjang dan konsisten, tak mungkin rekor ini dapat tercipta. Dari pengalamannya berselancar di banyak tempat di dunia, Bono Kuala Kampar di Teluk Meranti merupakan yang terlama dan terpanjang. Tak ada yang bisa menyajikan gelombang selama dan sepanjang Bono di Pelalawan” tambah Fahmizal.

Gelombang Bono di Pelalawan, Riau, memang sangat wow. Maklum, hanya ada dua lokasi Bono di dunia yang tergolong besar. Pertama Kuala Sungai Amazon, Brasil. Satunya lagi di Kuala Sungai Kampar, Pelalawan, Riau. Tim ekspedisi Rip Curl bahkan sampai menjuluki ombak Bono di kuala Sungai Kampar dengan sebutan ‘may be unrivaled, mungkin tak tertandingi. (rls/rit)

Berita Lainnya

Index