Kader Golkar Kampar Ingin Fikri Dan Eka Berdamai

Benarkah Ahmad Fikri Khianati Eka ?

Benarkah Ahmad Fikri Khianati Eka ?
Eka Sumahamid

RIAUTERBIT.COM- Menarik jika kita mencermati konflik terbuka yang terjadi antara ketua DPD Golkar yang sekaligus menjabat Ketua DPRD Kampar, Ahmad Fikri S.Ag dengan Eka Sumahamid yang merupakan sekretaris Partai beringin Kampar.

Salah seorang sumber kami mengatakan, bahwa hubungan Fikri dan Eka sudah ibarat hubungan abang dengan adiknya, tapi karena ada salah satu pihak yang mengkhinati pihak lainnya (antara Fikri dan Eka, red) terjadi lah apa yang diketahui publik saat ini.

"Dulu Onga Fikri dengan  Eka itu sangat dekat, mereka mewujudkan ambisi mereka menguasai beringin Kampar dengan kerjasama yang solid sehingga senior-senior yang sudah malang-melintang di partai itu tumbang dan terkapar mereka buat," ujar sumber kami yang tak ingin namanya disebut.

Menurutnya, Ahmad Fikri tidak akan pernah mendapat posisi enak seperti sekarang tanpa andil Eka, begitu juga sebaliknya Eka tidak akan mendapatkan posisinya sebagai sekretaris Parta Golongan Karya Kampar  tanpa sumbangsih Ahmad Fikri.

Tambahnya, dengan kedekatan keduanya itu, tentu saja Eka merasa dikhianati oleh Ahmad Fikri tatkala  berhembus isu Eka telah dipecat oleh Ahmad Fikri sebagai sekretaris Golkar Kampar. Katanya, kalau pun pemecatan ini tanpa ada kaitannya dengan tarik-menarik kepentingan politik 2017 sekali pun Eka sudah sangat sakit, karena selama ini Eka sudah sangat percaya pada Ahmad Fikri,"Eka sudah mempercayai Fikri laksana percaya kepada saudara kandung," ucapnya menggambarkan kedekatan antara keduanya.

Namun demikian ucap sumber kami yang merupakan kader Golkar ini lagi, walau pun saat ini Eka secara personal merasa sakit yang tak terhinga dikhianati oleh Ahmad Fikri , Eka tetap masih merasa respect terhadap Ahmad Fikri.

"Buktinya lihat saja ungkapan Eka di dalam surat terbukanya  yang diposting di FB-nya walau dalam suasana hati yang terluka berdarah-darah akibat ditusuk dari belakang oleh saudara sendiri ia masih mampu bertutur  kata dengan kata-kata sopan dan masih menghargai Onga sebagai seniornya," sambungnya.

"Kan bisa saja Eka menggunakan kata-kata yang agak menohok atau dengan membuka  aib-aib Ahmad Fikri dengan surat "kaleng", tapi itu tidak dilakukan Eka karena adanya rasa respect itu tadi," ungkapnya lagi.

Tapi lebih lanjut sumber ini tidak menampik konflik yang terjadi saat ini tidak lepas dari tarik menarik kepentingan politik menjelang helat politik Kampar 2017 nanti. Tentunya partai Golkar yang memiliki kursi paling banyak di parlemen akan melenggang dengan mudah mengusung calon bupati sendiri tanpa harus berkoalisi dengan partai manapun.

"Kalau saya secara pribadi lebih ingin Fikri dan Eka bersatu, Golkar ini kan partai besar, rohnya roh pemenang, maka dari itu Golkar mesti mendukung calon yang benar-benar kuat dan punya cans besar untuk menang," ungkapnya berharap.(Tim)

Berita Lainnya

Index