Azizah Korban Perampokan Dipukuli Sepanjang Jalan Pekanbaru-Bukittinggi

Azizah Korban Perampokan Dipukuli Sepanjang Jalan Pekanbaru-Bukittinggi
Seorang warga Pekanbaru Azizah ditemukan dalam kondisi bersimbah darah di Jalan Panorama Bukittinggi, Senin (11/1/2016)

RIAUTERBIT.COM- Pelaku perampokan dan penganiayaan terhadap Azizah (59) adalah tetangganya sendiri di Perumahan Permata Ratu, Jalan Parit Indah RW 11 RT 4 Kelurahan Tengkerang Labuai, Pekanbaru, berinisial MD.

Sadisnya, selama perjalanan dari Pekanbaru menuju Bukittinggi, Sumbar, ia berulangkali memukul Azizah. Lelaki berbadan gempal tersebut tinggal berjarak satu blok dari rumah korban.

Dari penelurusan dilapangan, rumah MD berjarak kurang lebih lima ratus meter dari tempat tinggal korban. Ada dua belokan sampai akhirnya bisa menemui rumah bercat warna kuning tersebut.

Kediaman MD berada di lingkup RT 05, sedangkan korban di RT 04. Sama-sama di RW 11. Sampai saat ini Polres Bukittingi dengan didukung Polresta Pekanbaru masih mengejar MD.

Kepala Unit Reserse dan Kriminal (Kanitreskrim) Polsek Bukit Raya Ipda Bahari Abdi membenarkan bahwa MD lah tersangka perampokan dan penganiayaan terhadap Azizah.

"Ya, tersangkanya masih warga satu kompleks perumahan dengan korban," ujar Abdi kepada wartawan, Selasa (12/1/2016).

Terkait perburuan tersangka, Abdi mengatakan sampai ini belum ada informasi pasti karena yang bersangkutan masih dicari tahu keberadaannya.

Wartawan kemudian memperlihatkan sebuah foto wajah yang diduga tersangka MD. Abdi pun mengamini bahwa foto tersebut adalah tersangka MD. "Betul. Itu foto MD. Dia tinggal di perumahan yang sama dengan korban," ujar Abdi.

Terakhir, MD meninggalkan korban Azizah di dalam mobil di halaman Hotel Grand Malindo, Panorama, Bukittingi. MD juga melarikan tas, cincin, handphone serta kartu ATM milik korban.

Masih dari konfirmasi kepolisian, bahwa Azizah mengalami luka di bagian kepala akibat penganiayaan yang dilakukan oleh tersangka. Azizah sendiri masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Achmad Mochtar Bukittingi.

Dianiaya

Perampokan dan penganiayaan terhadap Azizah diwarnai drama yang akan selalu diingat olehnya. Dari cerita Ketua RW 11 Hj Sarliyulian yang ikut menjenguk korban di RS Achmad Mochtar Bukittinggi, tergambarkan bagaimana Azizah mendapatkan penganiayaan yang tak terperi oleh MD.

Yuli yang mendengar langsung penuturan Azizah menyebutkan, bahwasanya selama di perjalanan Azizah berulang kali dipukul oleh MD. Tidak ada ruang bagi Azizah untuk berkomunikasi jika tidak atas permintaan MD.

Setiap Azizah berbicara, maka MD langsung menonjok kepalanya. Itulah kiranya yang mengakibatkan kepala bagian belakang sebalah kanan Azizah mengalami luka dan trauma.

Diceritakan Yuli, peristiwa naas tersebut bermula saat Azizah yang baru saja mengantar anaknya ke sekolah, Senin (11/1), dihentikan oleh MD di persimpangan Jl Parit Indah, Pekanbaru (dekat Gedung Guru).

Azizah mau memberikan tumpangan karena memang kenal dengan MD. Apalagi mereka tinggal di perumahan yang sama. "Bu Azizah sempat bertanya, kok bapak bawa tas. Bapak mau kemana?" ujar Yuli menirukan perkataan Azizah.

Saat itu MD memang membawa sebuah tas berwana hitam. Lantas MD menjawab, bahwa ia ada pekerjaan di Mandau, Duri. Mobil terus melaju mengarah ke perumahan.

Dalam perjalanan tersebut, korban Azizah kembali bertanya hendak turun dimana. Kemudian dijawab oleh MD, bahwa ia tidak ke perumahan.

Ia minta diturunkan di depan rumah dinas pengadilan yang tidak jauh dari perumahan. Ia bilang hendak ke Mandau dengan mobil travel. Katanya, sudah ada teman yang menunggu di sana.

Mobil terus berjalan, dan tepat di lokasi yang diinginkan, MD meminta Azizah menghentikan mobilnya. Saat berhenti itulah MD memukul kepala Azizah.

Korban yang terkapar kemudian diseret pindah tempat duduk. Selanjutnya MD mengambil alih kemudi. "Bu Azizah saat itu kaget dan bertanya ada apa ini pak. Saat itu MD kembali memukul kepalanya," terang Yuli.

Azizah masih berupaya untuk kabur. Namun buru-buru kakinya ditarik oleh MD. Gagang pintu mobil pun langsung dipatahkan MD. Dan dikunci.

MD kemudian menghardik Azizah agar tidak mencoba lari. Lalu ia kembali dipukul oleh pelaku. Dalam kondisi ketakutan, Azizah bertanya pada MD. “Apa salah saya pak, bapak mau apa,” tanya Azizah.

MD pun dengan lantang menjawab, antarkan saya ke Mandau. Mendengar itu, Azizah kemudian menjawab, “Bawa saja mobil saya pak. Campakkan saya dijalan."

Namun omongan tersebut dijawab MD dengan memukul kepala Azizah. Saat itu mobil terus berjalan dengan kemudi di tangan MD. Azizah masih sempat berkomentar, bapak mau apa, tanya Azizah lagi.

Dalam kondisi berang MD kemudian mengatakan bahwa ia ingin uang. Kemudian meluncurkan kalimat dendam dari mulutnya. “Saya mau minjam duit, ibu tidak mau. Ibu juga mengadukan ke keluarga saya bahwa saya sering meminjam uang,” ujarnya.

Semula rencananya MD membawa Azizah ke Mandau. Namun rencana tersebut batal. Mobil pun dibelokkan mengarah ke Sumatera Barat. Selama perjalanan itulah, Azizah tidak berani lagi bicara. Sebab setiap kali ia berbicara, MD akan memukul kepalanya.

"Ibu Azizah tidak melihat jelas benda yang dipukulan ke kepalanya. Kemungkinan batu akik yang dipakai oleh pelaku itulah yang menyebabkan kepala Bu Azizah mengalami pendarahan, " terang Yuli.

Dalam kondisi Azizah berdarah-darah itulah MD terus memacu mobil ke Bukittinggi. Selama di perjalanan, Azizah sudah tampak lemas dan tidak berdaya. Sampai-sampai terbersit dihatinya, inilah mungkin ajalnya.

Dikira telah mati

Azizah sudah tidak berdaya. Cincinnya kemudian diambil paksa oleh MD. Termasuk dompet dan handphone. Tidak hanya itu, MD masih melakukan kekerasan saat meminta kartu ATM dan nomor pin kartu tersebut.

Tanpa berpikir panjang lagi Azizah menyerahkan kartu ATM dan memberikan nomor pinnya. Mobil terus melaju. Sampai akhirnya siksaan tersebut sudah tidak terperikan, Azizah pun melakukan upaya terakhirnya, yakni pura-pura pingsan.

Mendekati Bukittinggi, Azizah tidak lagi berkomunikasi dan sudah seperti orang pingsan. Melihat korbannya lemas dan seperti orang yang meninggal, MD mulai panik. Beberapakali ia mencoba membangunkan Azizah.

"Bu..Bu..Bu, tubuh Azizah digoyang-goyang pelaku. Namun Bu Azizah terus diam karena itulah cara dia untuk bisa lepas dari siksaan MD, " ujar Yuli.

Sampai akhirnya mobil berhenti di halaman Hotel Grand Malindo, Bukittingi, Senin siang sekitar pukul 12.00 WIB. MD kembali berusaha membangunkan Azizah. Namun Azizah tetap diam dalam usahanya tersebut.

MD semakin panik dan mencoba mengecek urat nadi di tangan Azizah. "Karena pelaku ini panik, ia tidak mendapatkan denyut nadi di tangan buk Azizah. Jadi disangkanya Bu Azizah sudah meninggal," terang Yuli.

MD semkain panik dan akhirnya memutuskan meninggalkan Azizah di dalam mobil dan dikunci dari luar.

Merasa MD sudah tidak disampingnya, sekuat tenaga Azizah duduk dan merusaha membuka pintu mobil. Kesempatan hanya sekali, ketika pintu terbuka, Azizah langsung meminta tolong pada pengendra yang melintas di depan hotel.

"Awalnya tidak ada yang mau menolong, sampai akhirnya seorang pemuda yang mengendrai sepeda motor berhenti. Bu Azizah kemudian menceritakan perihal peristiwa yang baru saja dialaminya. Pengendara tersebut lalu mengantarkannya ke RS Achmad Mochtar, " papar Yuli.

Dendam

Tersangka MD nekat melakukan perampokan dan penganiayaan terhadap tetangganya itu dilatarbelakangi dendam. Itu terkuak dari keterangan Ketua RW 11 Hj Sarliyulian ketika bercerita kepada Tribun.

Menurutnya, malam sebelum peristiwa perampokan, MD sempat cekcok dengan istrinya yang malu karena MD ketahuan sering meminjam uang dari warga di perumahan.

MD saat itu hanya berpikir bahwa yang membocorkan rahasia bahwa dirinya sering meminjam uang adalah Azizah. Sebab, menurut Yuli, adik ipar MD pernah datang ke rumah Azizah agar tidak lagi meminjamkan uang pada MD. Informasi tersebut terang saja diamini Azizah.

Jadi saat MD meminjam uang lagi, Azizah tidak mau lagi memberikannya. Namun, MD justru punya prasangka buruk. MD menganggap Azizah mengadukan ke istrinya bahwa ia sering memimjam uang.

"Sepertinya karena dendam makanya pelaku itu menganiaya Bu Azizah," ujar Yuli.

Dendama itulah yang kemudian menjadikan MD merencanakan perampokan dan penganiayaan terhadap Azizah. (TRIBUN)


 

Berita Lainnya

Index